Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Betapa...

2 Juni 2021   16:49 Diperbarui: 2 Juni 2021   22:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya percuma, menggubris teori ilmu kejiwaan. Apa namanya, psikologi? Lha, ilmu itu buatan manusia. Bisa dipelintir-pelintir.

Bukan masalah cantik. Liana itu istriku, jadi bukan milik orang lain. Nah, banyak kasus di luar sana, kalau suaminya dianggap kurang ganteng, kurang kaya, dan kurang-kurang yang lainnya, mereka para istri tinggal bilang "ya" pada lelaki hidung belang. Setelah kena batunya, balik deh sama suami.

Huwuuuhh!!

**

"Juno, hey!"

Sebuah suara saat aku hampir meninggalkan warung rokok di pinggir jalan.

"Tinggal di mana, sekarang?" Ridwan, tetanggaku dulu, menyalami tanganku. Mukanya makin jelek sekarang.

"Setelah aku pindah, kita nggak pernah bertemu lagi yaa..." selorohnya sambil tersenyum lebar.

"Aku juga sempat pulang kampung dua tahun. Ini belum lama kok..." kataku sambil mencari-cari "nyonya baru" yang dinikahinya sebelum pindah kontrakan kala itu.

"Bagaimana, sudah punya anak berapa?"

"Ah, belum sempat. Kami cerai."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun