Mohon tunggu...
Ayi Laily Mahfudloh
Ayi Laily Mahfudloh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ingin memberikan suatu hal yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan Islam di Tengah Intoleransi Agama dan Budaya

20 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 20 Juli 2023   21:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstract

Islamic education is a process of guidance given by other people to someone so that he can develop optimally in accordance with Islamic teachings. In this modern era, Indonesia is rife with conflicts of religious and cultural intolerance, this happens because the understanding of Indonesian culture that respects differences begins to fade and there is no complete understanding of culture. So that the creation of several acts of intolerance and violations of freedom which are influenced by several factors including social, economic, political, and increasing hate speech that occurs in society. Thus the role of Islamic education has an effect on conflicts of religious and cultural intolerance, how an educator can later form a person to have character traits, if this is done then this religious and cultural intolerance will decrease.

Keywords: Islamic Education, Intolerance, Religion

 

Abstrak

Pendidikan Islam merupakan suatu proses bimbingan yang diberikan orang lain kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Diera modern ini Indonesia sedang marak dengan adanya konflik intoleransi agama dan budaya hal ini terjadi karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia yang menghormati perbedaan mulai luntur dan kurang utuhnya pemahaman budaya. Sehingga terciptanya beberapa tindakan intoleransi dan pelanggaran kebebasan yang dipengaruhi beberapa factor diantaranya social, ekonomi, politik, dan meningkatnya ujaran kebencian yang terjadi dimasyarakat. Dengan demikian peran pendidikan islam berpengaruh terhadap konflik intolerani agama dan budaya, bagaimana seorang pendidik nantinya bisa membentuk seeorang untuk memilki sifat yang berkarekter, jika hal ini dilakukan maka intoleransi agama dan budaya ini semakin menurun.

Kata Kunci : Pendidikan Islam, Intoleransi, Agama

PENDAHULUAN

 

Indonesia adalah Negara yang bersifat pluralisme, artinya adalah Negara yang memilki keaneka ragaman budaya, suku, agama dan bahasa serta adat istiadat. Keaneka ragaman ini merupakan anugerah yang di berikan Tuhan yang maha esa kepada seluruh warga Negara Indonesia dan dapat menjadikan modal bangsa untuk maju dan berkembang dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini. Sebagai negara yang memilki beragam kemajemukan ini menjadikan banyak ruang atau celah yang cukup besar bagi munculnya poteni gerakan antar masyarakat sebagai akibat perbedaan keyakinan dari para mesyarakat seperti yang edang marak aat ini yaitu intoleransi agama dan budaya.

Intoleransi adalah suatu kondisi dimana suatu kelompok seperti masyarakat, kelompok agama, ataupun kelompok non-agama yang secara speifik menolak untuk mentolerani praktik, para penganut atau kepercayaan yang berlandaskan agama. Sikap intoleransi ini terjadi tidak muncul dengan sendirinya pastinya ada beberapa factor yang mempengaruhiya seperti factor social, eknomi, politik, dan juga meningkatnya ujaran kebencian yang terjadi dikalngan masyarakat, kelompok, maupun ras.

Selain itu didapati penyebab intoleransi agama dan budaya ialah factor pendidikan khususnya pendidikan islam. Maka dari itu peran pendidikan islam sangatlah berpengaruh terhadap intoleransi agama dan budaya. Pada dasarnya pendidikan islam bertujuan untuk membentuk siswa memilki sifat yang berkarakter, yang selalu taat kepada Tuhan yang maha Esa, bersikap mulia, toleransi, serta saling menghargai. Dan saat ini diharapkan para generasi muda memiliki sifat yang berkarakter sehingga menjadi actor ataupun pelopr dalam membangun kehidupan masyarakat yang rukun, damai ditangah perbedaan budaya, suku dan agama berdasarkan nilai nilai yang terkandung dalam agam islam. Jika hal itu ditekankan kepada para generasi muda maka permasalahan intoleransi agama dan budaya semakin menurun.

METODOLOGI

 

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan mendapatkan data yang objektif. Menurut Sugiyono1 metode penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif2 Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan proses pembentukan dan pengembangan individu dari bagian jiwa maupun jasad yang dapat berpegaruh pada perubahan   perilaku atau watak sebagai sarana untuk mendewasakan melalui proses pembelajaran dan pelatiihan. Sebagaimana yang tercatu dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan, yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan sutu usaha terencana dengan sadar untuk merealisasikan wujud pembeljaran agar peserta didik dapat aktif membangun potensinya sesuai tujuan pendidikan baik dalam aspek pengetahuan, social, keagamaan, maupun keterampilan yag akan dikembengkan dlm lingkup masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara, bpak pedididikan Nasional berpendapat bahwa pedidikan adalah kewajiban dalam hidup yang tumbuh dari dalam diri manusia sebagai kodrat dalam proses perkembanga potesi dan pola pikir manusia untuk mencapai tujuan hidup.  Berdsarkan beberapa pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa pediidkan perupakan alat untuk mencapai tujuan dalam keidupan manusia yang wajib diberikan untuk menggali potensi baik dari bidang kepribadian emosional maupun pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dan perwatakan dan dapat membentuk diri manusia. Pendidikan islam tidak lepas dari istilah Tarbiyah, Ta'lim, dan Ta'dib. Dari ketiga istilah tersebut berasal dari konsep yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Tarbiyah diartikan sebagai suatu proses usaha mendewasakan manusia dengan penyalura ilmu pengetahun dari pendidik (rabbani) kepada peserta didik sebagai proses mendidik dalam segala bidang kehidupan. Ta'lim daam Al-Qur'an diakai sebagai pengajaran, dalam artian manusia diajarkan apa yang tidak diketahuinya yang berasal dari sumbernya ilmu yaitu Allah.

Sedangkan Ta'dib dimaksudkan sopan santun atau akhlak, dalam hal ini pendidikan islam memiliki makna sebagai pembentuk karakter dan etika dalam kepribadian berperilaku.

Berbagai definisi istilah diats dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam merupakan pembimbig perkembangan potensi manusia melalui imu pegetahuan dengan landasan iman dan takwa kepada Tuhan berdasarkan Al-Qur'an dan hadis serta dasar hukum islam dengan tujuan membentuk karakter dan akhlak kepribadian manusia. Karakter sebagai pembentuk diri manusia yang memiliki dasar pokok dalam berperilaku, terwujud sebagai identitas yang melekat dan menjadi bawaan baik terlihat secara lahir maupun batin. Kepribadian seseorang dapat dilihat dari karakter yang dimilikinya, dan hal tersebut dapa berubah sesuai kondisi mpaun pengaruh lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan memeberi arahan dan membetuk karakter manusia melalui pendidikan karakter dan pengembangan potensi, sehingga individu memiliki kemampuan secara terlatih dan terdidik.

Intoleransi Agama dan Budaya

 

Intolerasi merupakan suatu sikap penyimpangan dalam bentuk tidak menghargai atau menghormati terhadap suatu perbedaan dan keanekaragaman yang ada dalam lingkungannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) intoleransi adalah sikap tidak peduli, tidak tenggang rasa terhadap sesuau yang bertentangan atau berbeda dengan pendapat atau diri sendiri.

Indoesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman baik dari agama maupun budaya. Masalah yang sering menjadi alasan adalah adanya ketidaksesuaian pemahaman antara agama dan budaya dalam kalangan masyarakat. Agama merupakan suatu siste peghubung atara manusia dengan Tuhannya melalui ajaran-ajaran yang ada didalamnya yang telah diyakini utuk mencapai kebahagiaan da keselmatan sebagai tujuan kehidupan. Setiap manusia memiliki agama yang harus diyakini dan dipegang teguh sesuai kepercayaan yang dianutnya baik dalam berhubungan dengan Tuhannya maupun dengan sesama manusia. Begitu halnya dengan budaya yang merupakan salah satu perwujudan kebiasaan agama dalam kalangan masyarakat. Budaya merupakan pembentuk identitas suatu kelompok masayarakat yang melekat dan dilaksanakan secara turun temurun. Budaya berhubungan erat dengan pola pikir dan akal budi manusia, karea budaya berpera sebagai pengatur pola hidup perkembangan masayarakat yang akan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya sesuai perkembagan zaman.

Agama dan budaya merupakan dua hal erat yang menjadi pendoman dan ciri khas suatu masyarakat yang terbentuk karena proses pembiasaan dan keturunan. Kedua hal tersebut sudah menjadi keyakinan dan tradisi yang melekat pada kepribadian suatu kelompok, sehingga akan menjadi hal yang sensitif jika disalah artikan maupun ditentang oleh kelompok lain.

Bedasarakan teori pemaran diatas dapat disimpulkan bahwa agama dan budaya merupakan aset vital dalam kalangan masyarakat. Intoleransi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja disebabkan kesalapahaman atara perbedaan cara pandang dan pengetahuan tentang pendapat yang dipahami oleh suatu masayarakat dalam mengaplikasikna doktrin agama dan budayanya. Dengan kenekaragaman yang ada maka perlu adanya sikap toleransi dan penanaman indikator kebinekaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Peran Pendidikan Islam di Lingkup Masyarakat Intoleran

 

Indonesia adalah negara yang beragam dengan budaya, suku, dan agama yang berbeda. Keanekaragaman adalah kekayaan dan modal sosial, politik dan spiritual, yang bila dikelola dengan baik, dapat membantu memajukan bangsa dan negara. Di sisi lain, jika tidak dikelola dengan hati-hati, pluralisme dapat menimbulkan perpecahan dan menimbulkan berbagai tindakan kekerasan.

Umat beragama di Indonesia pada umumnya hidup berdampingan secara damai. Umat beragama dapat bekerja sama dalam berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, kemanusiaan, bahkan agama. Hidup rukun dan damai adalah budaya yang mengakar kuat di negara Indonesia. Indonesia ketika dipandang dengan kacamata internasional adalah menjadi negara dengan kerukunan antar umat beragama yang sangat mengesankan.

Namun, terhitung sepuluh tahun terakhir Indonesia menghadapi masalah ketimpangan ekonomi dan kesejahteraan sosial akibat perilaku ekonomi yang eksploitatif dan kapitalis yang berujung pada lahirnya perilaku intoleransi antar sesama 

Ada sekelompok kecil elit bisnis yang mengelola sebagian besar aset keuangan. Mengontrol akses informasi, media, dan jaringan kekuasaan juga mengarah pada intoleransi budaya. Di sana, kelompok tertentu yang cenderung sekuler dapat memaksakan pemahaman dan nilai budaya tertentu.

Intoleransi beragama menjadi fokus perhatian. Secara umum, konflik dan kekerasan fisik antara dan di dalam umat relatif sedikit, tetapi trennya meningkat. Tanda-tanda peningkatan yang signifikan adalah kekerasan mental berupa ujaran kebencian, keyakinan agama yang salah, dan penghinaan terhadap tokoh dan simbol agama. Kekerasan politik bernuansa agama, seperti sulitnya mendirikan tempat ibadah, terhambatnya pelaksanaan ibadah, penyediaan tempat pemakaman, dan pembatasan perkawinan. ini lah fakta beberapa problemtika yang kini kian merambat di bangsa ini.

Benih-benih intoleransi muncul dari berbagai faktor, salah satunya adalah terbatasnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan penanaman nilai-nilai agama secara eksklusif di sekolah. Dari situ terlihat bahwa proses pendidikan negeri ini belum efektif secara optimal dalam membentuk warga negara yang mampu mewujudkan peradaban bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga belum mampu mewujudkan manusia Indonesia sebagai bangsa yang sesuai dengan budaya luhur.

Konsep tasamuh atau toleransi dalam kehidupan beragama pada dasarnya merupakan salah satu landasan sikap dan perilaku yang menerima perintah Tuhan. Toleransi beragama di sini tidak serta merta berarti kebebasan untuk menganut agama tertentu hari ini dan mengikuti agama lain keesokan harinya. Toleransi beragama juga bukan berarti bebas melakukan segala macam praktik dan ritus keagamaan yang ada tanpa mengikuti aturan. Toleransi dalam kehidupan beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan agama-agama selain yang dianutnya dalam segala bentuk sistem dan tata cara peribadatan, serta kebebasan menjalankan keyakinan masing-masing agama tanpa berbenturan. dalam kehidupan sosial karena perbedaan keyakinan.

Menurut nilai kebebasan, agama bersifat sukarela. Tidak ada paksaan dalam beragama dan beragama. Dengan segala konsekuensinya, orang bebas memilih mau menjadi pemeluk agama yang kukuh atau tidak, sekalipun mereka melakukannya. Konsekwensi dari nilai kebebasan adalah adanya kebhinekaan dan kebhinekaan agama sebagai kehendak Tuhan (Sunnatullah). Mayoritas adalah tantangan dari Allah dan tantangan bagi umat Islam untuk menjadi yang terbaik, bersaing secara sehat (fastabiqul kiarat) dan tidak memusuhi kelompok yang tidak sepaham. Manusia adalah ummat dan setiap muslim adalah saudara. Oleh karena itu, setiap orang harus hidup rukun, saling menghormati, tidak boleh mengkritik atau menyakiti diri sendiri atau kelompok lain, apapun agamanya. Nilai-nilai persatuan itulah yang menjadi kerangka manusia untuk bekerja sama, saling membantu, bekerja sama atas dasar kebaikan dan moralitas.

Pendidikan merupakan institusi strategis dan wahana penyemaian dan kebangkitan nasional. Mendidik bangsa Indonesia akan nilai-nilai kebangsaan sangatlah penting, karena kebhinekaan tidak dilandasi oleh semangat kebangsaan yang kuat dan landasan visi hidup yang kokoh, maka ikatan kebangsaan bisa lepas atau bahkan hilang.

Pendidikan adalah tempat kita mulai membentuk keimanan dan ketaqwaan. Seorang pendidik memiliki peran penting dalam memberikan materi pendidikan tentang agama Islam sehingga tidak ada bias dan kesalahpahaman tentang pengetahuan agama Islam, dan hasil pembelajaran dapat diterapkan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. 

Memahami, menghayati dan menerapkan toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting, perbedaan umat beragama di Indonesia harus menjadi unik dan berbeda dan menjadi simbol persatuan, bukan konflik yang dapat memecah belah kepemimpinan bangsa. Wajar jika perbedaan agama hadir sebagai penguat persaudaraan seperti yang diajarkan dan diilustrasikan oleh Nabi SAW.

Perkembangan mata pelajaran PAI dari perspektif kerukunan umat beragama menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam selalu adaptif dengan lingkungan masyarakat dan melihat ke masa depan. Karena praktik pendidikan harus relevan dengan perkembangan masyarakat, teori pendidikan harus didasarkan pada visi kehidupan mereka yang terlibat. Sebagai suatu proses, pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan dalam diri seseorang tiga aspek kehidupannya, yaitu pandangan hidup, sikap terhadap hidup, dan kecakapan hidup. Upaya pengembangan ketiga aspek tersebut dapat dilakukan di sekolah, di luar sekolah, dan di dalam keluarga. Begitu pula jika dikaitkan dengan tujuan PAI, maka tujuan tersebut bersifat dinamis, yaitu seperangkat kepribadian seseorang dalam hubungannya dengan segala aspek kehidupan. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, membekali dan memupuk pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman keislaman peserta didik agar menjadi muslim. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta mampu menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Kehadiran pendidikan agama Islam merupakan simbol dari upaya perjuangan mendamaikan segala perbedaan yang ada di Indonesia dengan membangun karakter generasi muda yang berakhlak mulia. Berikut adalah peran pendidikan agama Islam dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia: Yang Pertama, membentuk insan yang percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, kita memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan setiap saat. Kehadiran pendidikan agama Islam di Indonesia mendukung kreativitas tersebut. Guru membantu siswa lebih memahami sifat Tuhan mereka dan lebih takut akan larangan Tuhan mereka, dan menikmati mengikuti perintah-perintah-Nya. Dengan berkembangnya budaya takut akan larangan Tuhan akan tercipta karakter masyarakat nasional yang menjunjung tinggi prinsip ketuhanan. Budaya-budaya tersebut tentu saja diperoleh masyarakat dari pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, serta dari majelis taklim di luar instansi pendidikan. Yang kedua, membentuk warga negara menjadi baik sekaligus umat yang taat menjalankan agamanya masing-masing kepribadian warga negara yang seimbang antara nasionalisme dan agama tentunya harus terus dikembangkan. keseimbangan dua kepribadian ini dalam diri manusia akan membawa keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Islam adalah agama yang mengajarkan untuk selalu menghargai perbedaan yang ada, agar tercipta lingkungan kerukunan antar umat beragama. Yang ketiga, memberikan pedoman sikap toleransi antar umat beragama kepada masyarakat luas Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, mengajarkan kepada setiap umatnya untuk memiliki sikap toleransi. Tercermin pada perilakunya seperti contoh menghormati hak-hak orang lain termasuk dalam agama yang dianut orang lain. Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan bersuku-suku dan bernegara agar manusia nantinya saling mengenal, hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang membawa kedamaian bagi seluruh umat beragama di dunia. Yang keempat, menjadikan sikap toleransi sebagai.salah satu bentuk upaya menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia dengan menghindari perpecahan antar umat beragama. Sebagai negara yang majemuk dengan banyak perbedaan, masyarakat Indonesia harus memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. Karena hanya dengan demikian kedaulatan suatu negara bisa terjaga dengan baik. Dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan Islam dan Pendidikan Agama di   sekolah akan memadukan pengetahuan tentang pentingnya menjaga persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagaimana mewujudkan atau mewujudkannya dalam konteks keagamaan.

Untuk itu, dinamika kehidupan beragama di Indonesia yang pluralistik memiliki nilai- nilai yang harmonis. Nilai-nilai kerukunan itu penting ditanamkan sejak dini, sehingga membawa kerukunan antar umat beragama yang kuat. Kerukunan umat beragama itu perlu diperkuat oleh lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah, karena itulah cara utama untuk memahami agama  kepada siswa.

KESIMPULAN

 

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman baik dari agama maupun budaya. Masalah yang sering menjadi alasan adalah adanya ketidaksesuaian pemahaman antara agama dan budaya dalam kalangan masyarakat. Intolerasi merupakan suatu sikap penyimpangan dalam bentuk tidak menghargai atau menghormati terhadap suatu perbedaan dan keanekaragaman yang ada dalam lingkungannya.

Intoleransi beragama menjadi fokus perhatian. Secara umum, konflik dan kekerasan fisik antara dan di dalam umat relatif sedikit, tetapi trennya meningkat. Tanda-tanda peningkatan yang signifikan adalah kekerasan mental berupa ujaran kebencian, keyakinan agama yang salah, dan penghinaan terhadap tokoh dan simbol agama.

Toleransi dalam kehidupan beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan agama-agama selain yang dianutnya dalam segala bentuk sistem dan tata cara peribadatan, serta kebebasan menjalankan keyakinan masing-masing agama tanpa berbenturan. dalam kehidupan sosial karena perbedaan keyakinan.

Kehadiran pendidikan agama Islam merupakan simbol dari upaya perjuangan mendamaikan segala perbedaan yang ada di Indonesia dengan membangun karakter generasi muda yang berakhlak mulia. Perkembangan mata pelajaran PAI dari perspektif kerukunan umat beragama menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam selalu adaptif dengan lingkungan masyarakat dan melihat ke masa depan. Karena praktik pendidikan harus relevan dengan perkembangan masyarakat, teori pendidikan harus didasarkan pada visi kehidupan mereka yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

 

Casram. 2016. Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, no. 2 (August 23, 2016).

Gerintya,    Scholastica.   2019.    Benarkah    Intoleransi   Antar-umat    Beragama   Meningkat?.

https://tirto.id/benarkah-intoleransi-antar-umat-beragama-meningkat-cEPz.

Haryanto.    2012.     Pengertian    pendidikan    menurut    para     ahli.     http://belajarpsikologi. com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 9 april 2017

M Yunus, Firdaus. 2014. Konflik Agama Di Indonesia Problem Dan Solusi Pemecahannya. http://substantiajurnal.org.

Mulyana, Dedy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosyda Karya. Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujatmoko, Ivan. 2011. Konsep, Fungsi, Tujuan, Dan Aliran-Aliran Pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun