Mohon tunggu...
Ayi Laily Mahfudloh
Ayi Laily Mahfudloh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ingin memberikan suatu hal yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan Islam di Tengah Intoleransi Agama dan Budaya

20 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 20 Juli 2023   21:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Umat beragama di Indonesia pada umumnya hidup berdampingan secara damai. Umat beragama dapat bekerja sama dalam berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, kemanusiaan, bahkan agama. Hidup rukun dan damai adalah budaya yang mengakar kuat di negara Indonesia. Indonesia ketika dipandang dengan kacamata internasional adalah menjadi negara dengan kerukunan antar umat beragama yang sangat mengesankan.

Namun, terhitung sepuluh tahun terakhir Indonesia menghadapi masalah ketimpangan ekonomi dan kesejahteraan sosial akibat perilaku ekonomi yang eksploitatif dan kapitalis yang berujung pada lahirnya perilaku intoleransi antar sesama 

Ada sekelompok kecil elit bisnis yang mengelola sebagian besar aset keuangan. Mengontrol akses informasi, media, dan jaringan kekuasaan juga mengarah pada intoleransi budaya. Di sana, kelompok tertentu yang cenderung sekuler dapat memaksakan pemahaman dan nilai budaya tertentu.

Intoleransi beragama menjadi fokus perhatian. Secara umum, konflik dan kekerasan fisik antara dan di dalam umat relatif sedikit, tetapi trennya meningkat. Tanda-tanda peningkatan yang signifikan adalah kekerasan mental berupa ujaran kebencian, keyakinan agama yang salah, dan penghinaan terhadap tokoh dan simbol agama. Kekerasan politik bernuansa agama, seperti sulitnya mendirikan tempat ibadah, terhambatnya pelaksanaan ibadah, penyediaan tempat pemakaman, dan pembatasan perkawinan. ini lah fakta beberapa problemtika yang kini kian merambat di bangsa ini.

Benih-benih intoleransi muncul dari berbagai faktor, salah satunya adalah terbatasnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan penanaman nilai-nilai agama secara eksklusif di sekolah. Dari situ terlihat bahwa proses pendidikan negeri ini belum efektif secara optimal dalam membentuk warga negara yang mampu mewujudkan peradaban bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga belum mampu mewujudkan manusia Indonesia sebagai bangsa yang sesuai dengan budaya luhur.

Konsep tasamuh atau toleransi dalam kehidupan beragama pada dasarnya merupakan salah satu landasan sikap dan perilaku yang menerima perintah Tuhan. Toleransi beragama di sini tidak serta merta berarti kebebasan untuk menganut agama tertentu hari ini dan mengikuti agama lain keesokan harinya. Toleransi beragama juga bukan berarti bebas melakukan segala macam praktik dan ritus keagamaan yang ada tanpa mengikuti aturan. Toleransi dalam kehidupan beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan agama-agama selain yang dianutnya dalam segala bentuk sistem dan tata cara peribadatan, serta kebebasan menjalankan keyakinan masing-masing agama tanpa berbenturan. dalam kehidupan sosial karena perbedaan keyakinan.

Menurut nilai kebebasan, agama bersifat sukarela. Tidak ada paksaan dalam beragama dan beragama. Dengan segala konsekuensinya, orang bebas memilih mau menjadi pemeluk agama yang kukuh atau tidak, sekalipun mereka melakukannya. Konsekwensi dari nilai kebebasan adalah adanya kebhinekaan dan kebhinekaan agama sebagai kehendak Tuhan (Sunnatullah). Mayoritas adalah tantangan dari Allah dan tantangan bagi umat Islam untuk menjadi yang terbaik, bersaing secara sehat (fastabiqul kiarat) dan tidak memusuhi kelompok yang tidak sepaham. Manusia adalah ummat dan setiap muslim adalah saudara. Oleh karena itu, setiap orang harus hidup rukun, saling menghormati, tidak boleh mengkritik atau menyakiti diri sendiri atau kelompok lain, apapun agamanya. Nilai-nilai persatuan itulah yang menjadi kerangka manusia untuk bekerja sama, saling membantu, bekerja sama atas dasar kebaikan dan moralitas.

Pendidikan merupakan institusi strategis dan wahana penyemaian dan kebangkitan nasional. Mendidik bangsa Indonesia akan nilai-nilai kebangsaan sangatlah penting, karena kebhinekaan tidak dilandasi oleh semangat kebangsaan yang kuat dan landasan visi hidup yang kokoh, maka ikatan kebangsaan bisa lepas atau bahkan hilang.

Pendidikan adalah tempat kita mulai membentuk keimanan dan ketaqwaan. Seorang pendidik memiliki peran penting dalam memberikan materi pendidikan tentang agama Islam sehingga tidak ada bias dan kesalahpahaman tentang pengetahuan agama Islam, dan hasil pembelajaran dapat diterapkan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. 

Memahami, menghayati dan menerapkan toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting, perbedaan umat beragama di Indonesia harus menjadi unik dan berbeda dan menjadi simbol persatuan, bukan konflik yang dapat memecah belah kepemimpinan bangsa. Wajar jika perbedaan agama hadir sebagai penguat persaudaraan seperti yang diajarkan dan diilustrasikan oleh Nabi SAW.

Perkembangan mata pelajaran PAI dari perspektif kerukunan umat beragama menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam selalu adaptif dengan lingkungan masyarakat dan melihat ke masa depan. Karena praktik pendidikan harus relevan dengan perkembangan masyarakat, teori pendidikan harus didasarkan pada visi kehidupan mereka yang terlibat. Sebagai suatu proses, pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan dalam diri seseorang tiga aspek kehidupannya, yaitu pandangan hidup, sikap terhadap hidup, dan kecakapan hidup. Upaya pengembangan ketiga aspek tersebut dapat dilakukan di sekolah, di luar sekolah, dan di dalam keluarga. Begitu pula jika dikaitkan dengan tujuan PAI, maka tujuan tersebut bersifat dinamis, yaitu seperangkat kepribadian seseorang dalam hubungannya dengan segala aspek kehidupan. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, membekali dan memupuk pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman keislaman peserta didik agar menjadi muslim. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta mampu menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun