Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Lebih Cepat Menarik Pelatuk

29 Desember 2024   11:37 Diperbarui: 29 Desember 2024   11:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siapa yang Lebih Cepat Menarik Pelatuk. Gambar oleh alanpoulson | depositphotos 

Coba buka berita tiga bulan yang lalu. Danu, seorang pejabat di salah satu kementerian tewas diberondong peluru. Termasuk seorang ajudan dan supirnya. Itu Dedes yang melakukannya, atas pesanan seseorang. Semua dihabisi karena ia tak ingin ada saksi mata.

Setelah itu ia akan menemui Arok. Minum-minum kopi, saling cerita, dan bercinta. Mereka sepasang kekasih? Tidak. Memang begitu kebiasaan mereka. Bila salah satu mengajak bertemu, biasanya sudah menyelesaikan sebuah tugas. Selain itu, tanpa disadari mereka sedang menunjukkan siapa sebenarnya pembunuh nomer satu. Dan semacam ada kesepakatan tak tertulis, mereka tidak akan saling ganggu saat melaksanakan tugas masing-masing. Juga sepertinya mereka sedang berlomba.

Minggu ini Dedes mendapat order untuk memberi pelajaran kepada seorang lelaki hidung belang yang juga suka menganiaya istrinya. Minggu berikutnya terdengar seorang direktur sebuah BUMN tewas saat lari pagi; job Arok.

Hingga sampailah ...!

***

Sekali ini Arok mendapat klien agak aneh. Uang sudah ditransfer, tapi siapa menjadi target tidak diberi tahu. Ia hanya disuruh pergi ke sebuah kafe.

Tadi ia sudah memperhatikan situasi di luar. Sejarak sekitar lima ratus meter ada persimpangan. Mungkin sedikit terganggu dengan lampu merah kalau nanti ia kabur. Lihat nanti, apakah ia akan menerobos atau belok ke kanan ke arah perkampungan.

Kafe ini.

Tempat parkir yang cukup luas; ada tujuh mobil terparkir. Pun suasana dalam ruangan. Sekali sapu dengan pandangannya ia sudah bisa merekam dalam kepalanya. 

Di pojok ada seorang perempuan muda menghadap laptop. Di pojok lain seseorang lelaki sedang menghirup kopinya. Sepasang lansia. Ada lagi seorang lelaki dengan pakaian kerja lengkap, jas, dan dasi yang seperti mencekik lehernya. Sepertinya kurang pantas ia memakai pakaian itu.

Empat orang pelayan, ruang barista di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun