Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diah, di Antara Aku dan Felix

9 Juni 2024   19:55 Diperbarui: 9 Juni 2024   19:57 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum sempat Felix bereaksi, muncul Diah dari balik pagar. 

"Hey, kalian di sini? Ayo, masuk."

Tanpa menunggu kedua kali aku langsung masuk, mendahului Felix.

Di teras. "Aduh, bawa apa ini? Martabak? Wah, ini memang kesukaan aku." Diah senang, dan makin senang (aku menafsirkannya, 'tersipu') saat kuberikan bunga. "Terima kasih, ya," kata Diah lagi, sembari memandang Felix.

Felix makin kikuk. Dan Felix seperti tak duduk di tempatnya, karena aku dan Diah mendominasi pembicaraan. Sesekali Diah tertawa kecil (Felix makin gelisah). Aku tak memperdulikan ada kilatan dalam bola mata Felix. Aku juga menahan tak berteriak, "aduh", saat tulang keringku dihantam ujung sepatu Felix, di bawah meja.

Malam ini sukses. Tapi di tengah jalan, saat kami pulang, kerah bajuku dicengkeram Felix.

"Kenapa kau-"aku-aku" martabak itu, hah?!" Felix kesal.

"Lha, katanya mau dibuang?"

"Hantublau, kau! Itu karena kausebut-sebut si Hollywood segala macam itu."

"Apa kita balik lagi, bilang ke Diah, kalau martabak itu punya lu?"

"Malulah aku. Kauulangi sekali lagi, kutumbuk kau! Kau sudah mendalami Pancasila, belum?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun