Nah!Â
Tunggu dulu! Apa ini bukan kesannya terlihat terburu-buru? Mm, nanti saja, menunggu saat yang tepat.Â
Kembang itu kuselipkan di pagar.Â
***
Dinni menyambutku dengan senyum yang amat cerah. Terlihat ia begitu rapi. Mm, baru selesai mandi. Aroma parfum dari tubuhnya menyelusup hidungku. Kupejamkan mataku sejenak, meresapinya. Apakah ia memang sengaja ingin menyambutnya seperti ini? Ini memang tak biasanya. Ah, cinta, selalu menemui jalan yang tepat.Â
Aku dan Dinni duduk bersisian, dipisahkan meja kecil. Di teras depan rumahnya. Dinni tersenyum kecil memandangku.Â
Sekarang!Â
"Din...."
"Ng..."
"Aa-aku, aku..., aku ingin mengatakan sesuatu padamu... kabar bahagia.... Aku...!"
"Iya? Kok kita sehati, ya? Aku juga ingin menceritakan kabar bahagia."