Sore ini aku sudah di depan rumahnya. Sebenarnya aku ingin datang waktu malam, biar lebih romantis. Tapi Dinni meminta sore saja, karena malam dia ada keperluan. Dari nada pembicaraannya di telpon, terdengar suaranya begitu ceria sekali. Hm, ini tanda-tanda baik.Â
Apa yang akan kulakukan nanti? Berlutut, menyerahkan kembang seraya menyatakan cinta, seperti film-film romantis itu? Ah, ini terlalu umum.Â
Begini saja. Saat Dinni membuka pintu langsung keserahkan kembang itu. Kaget, pasti.Â
"Ada apa ini?" tentu Dinni bertanya.
"Untukmu."
"Untukku?"
"Ya, untukmu."
"Aku... aku...!"
"Dinni, Apriani Dinni..., maukah kamu menjadi kekasihku...?"
Ach, dahsyat. Ini adegan dahsyat. Dunia boleh mencatatnya. Bahkan Donald Trumph diizinkan untuk mengutip untuk twitternya.Â
Mata Dinni tentu saja berkaca-kaca, terharu. "Aku..., aku sudah lama menunggu seperti ini... terima kasih, mau... aku mau!"Â