Dia kembali mengusap sisi rambutnya yang beruban. "Dan kalian semua merencanakan untuk bertemu lagi tadi malam untuk membicarakan liburan kalian di Shanghai di apartemen Nona Ranya?"
Aku mengeluarkan kotak rokokku untuk mengulur waktu sambil mencoba menghindari jebakan dalam pertanyaan itu. "Dia tidak memberitahu saya bahwa Archer akan datang", kataku. "Malah saya pikir dia sudah kembali ke Amerika. Saya diundang untuk bertemu tunangannya."
Nona Ranya mengatakan hal yang sama."
Dia mengambil sebatang rokok dari kotak yang kusodorkan kepadanya. "Nona Ranya wanita yang sangat menarik, bukan begitu, Tuan Handaka?"
Aku tersenyum, mengingat teori 'cemburu' yang disebut Prima. Aku hampir tak pernah menolak undangan makan atau minum," kataku.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H