"Apa itu?"
Rahang Zaki mengeras. "Seekor hiu... dan dilihat dari ukurannya, aku yakin itu adalah hiu putih raksasa!"
Tiwi menutup mulutku dengan tangan untuk menahan teriakan. Hanya satu kata yang terlintas di kepalanya: pantai. Yang dia inginkan hanyalah merasakan tanah kering di bawah kakinya lagi.
"Aku harus segera keluar dari sini." Dia melesat dengan tendangan vertikal dan pukulan hand-over-hand yang cepat.
"Tiwi, pelan-pelan!" teriak Miko.
"Tapi itu... itu hiu aneh! " teriak gadis itu. Jantungku berdebar kencang.
Zaki menyusul di sampingnya. "Berenangnya tenang aja, Neng. Lu mau si Jaws ngira lu ikan makan malam dia yang manggil , 'Ini gue, dinner lu, Jaws. Come and take me."
Perut Tiwi langsung mules kontak dengan pikiran yang menakutkan itu.
"Kita jangan ngundang si Jaws untuk makan malam," kata Zaki.
Tiwi memperlambat gerakan lengan dan kakinya, mengendalikan setiap gerakan saat menuju pantai.
"Guys, gue rasa, sih, undangan makan malam udah diterima Jaws," terdengar suara Miko dari belakangnya.