"Apa pun yang gue injek menggelinding seperti balok kayu yang terendam, padahal gue bukan balok!"
Lautan berubah menjadi warna pirus dan Tiwi tercekat. Miko berdiri di atas ikan setinggi tujuh meter ! Ikan paus?
Pada saat yang sama, dia mendengar Zaki terengah-engah di sebelahnya. "Itu bukan batu. Turun!"
Mengapa Miko tidak berenang ke pantai? Gelembung busa mengelilinginya dan matanya melebar. Tiwi mengayunkan lengannya untuk mendapatkan perhatiannya. "Mik, itu hidup! Keluar dari situ!"
Sebuah ekor raksasa menebas melewati kaki Miko dengan suara mendesing, dan kemudian benda itu hilang. Miko terlempar ke samping dan menghilang di bawah ombak.
"Mikooo!" Tiwi berteriak. Jantungku berdebar kencang.
Air berubah warna menjadi hijau zamrud. Sangat gelap. Tiwi bahkan tidak bisa melihat tangan dan kakinya sendiri. "Aku akan mencarinya!"
Tepat sebelum ia menyelam, seperti biasa kepala pirang muncul ke permukaan.
"Wuih!"
Tiwi menghela napas dan memeluk Miko erat-erat. "Apakah kamu baik-baik saja?"
"Jangan khawatir. Gue baik-baik aja, kok," jawab Miko sambil menarik napas dalam-dalam.