"Kita akan mati di sini, bukan?" Detektif Sanjo kaimano melirik Profesor Doktor Saraswati, pakar makhluk astral.
Mereka berdua diikat saling memunggungi di kursi lipat di tengah aula langsung dari era Taruma, lengkap dengan patung-patung yang tingginya seukuran badan memenuhi dinding dan tiang besar menopang langit-langit yang dicat warna-warna pelangi.
Lantainya yang terbuat dari marmer sangat kotor, seperti sudah satu milenium tidak disikat. Benar-benar jorok, nyaris tidak memantulkan bayangan kedua tawanan itu.
Saras menutup matanya dan dagunya tertunduk. "Diam. Saya sedang berpikir."
Sanjo menggeliat-geliat tangannya yang terikat di depannya. "Aku tahu kamu tidak ingin mengungkapkan makhluk astral macam apa kamu, tetapi ini akan menjadi saat yang tepat bagimu untuk menunjukkan beberapa kekuatan untuk membebaskan kami."
Dia tidak merespon.
"Saras?"
"Kita tidak akan mati. Bisakah Anda mengambil tas saya?"
Sanjo berusaha keras menuju tempat barang-barang mereka tergeletak di samping kursi. "Tidak bisa. Itu di luar jangkauan. Menurutmu siapa yang menangkap kita?"