"Lagu apa?"
"Aku tak tahu, kamu yang penulis lagu. Hei, nyanyikan aku lagu pengantar tidur itu."
Saya berpikir keras mencoba mengingat lagu yang dia maksud.
"Saat dia tertidur lelap
ku ingin tahu apa yang dia impikan
Saat dia tertidur lelap
ku bertanya-tanya apa yang dia inginkan
Gadisku, apa yang dia simpan di dalam jiwa
membiarkannya berlari jauh
saat dia tertidur lelap."
"Itu dia. Aku suka lagu itu."
"Tapi lagu itu tak laku, Sayang. Perusahaan rekaman menolaknya mentah-mentah."
"Persetan dengan mereka. Aku suka lagu itu. Aku suka semua lagumu. Sekarang nyanyikan sampai selesai."
***
Kemudian, kembali ke dalam rumah, Ghea tertidur lelap di ranjang seperti kucing di bawah selimut.
Aku membuat kopi hitam panas kental dan mengeluarkan gitarku. Pernah terasa tidak ada gunanya menulis lagu, tetapi aku melakukannya karena itulah yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Ghea bertahan, melalui hari-hari baik dan buruk. Jadi aku juga harus melakukannya.