Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Hujan

14 Maret 2022   08:00 Diperbarui: 14 Maret 2022   09:38 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lagu apa?"

"Aku tak tahu, kamu yang penulis lagu. Hei, nyanyikan aku lagu pengantar tidur itu."

Saya berpikir keras mencoba mengingat lagu yang dia maksud.

"Saat dia tertidur lelap
ku ingin tahu apa yang dia impikan
Saat dia tertidur lelap
ku bertanya-tanya apa yang dia inginkan

Gadisku, apa yang dia simpan di dalam jiwa
membiarkannya berlari jauh
saat dia tertidur lelap."

"Itu dia. Aku suka lagu itu."

"Tapi lagu itu tak laku, Sayang. Perusahaan rekaman menolaknya mentah-mentah."

"Persetan dengan mereka. Aku suka lagu itu. Aku suka semua lagumu. Sekarang nyanyikan sampai selesai."

***

Kemudian, kembali ke dalam rumah, Ghea tertidur lelap di ranjang seperti kucing di bawah selimut.

Aku membuat kopi hitam panas kental dan mengeluarkan gitarku. Pernah terasa tidak ada gunanya menulis lagu, tetapi aku melakukannya karena itulah yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Ghea bertahan, melalui hari-hari baik dan buruk. Jadi aku juga harus melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun