Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Pembangkang

30 Desember 2021   20:35 Diperbarui: 4 Januari 2022   20:42 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock via mindfulmethodsforlife.com

HastFast bukan hanya sebuah upaya untuk melepaskan dirinya dari nama lahirnya yang bodoh, tetapi, dengan asosiasi, untuk memberi petunjuk kepada dunia tentang fakta bahwa dia adalah seorang jenius misterius, yang memiliki kedalaman batin tanpa terbatas yang tidak mereka miliki dan juga tidak bisa mereka pahami. HastFast adalah baju zirahnya untuk melawan dunia yang penuh manusia egois.

Tapi Sonya berbeda. Dia berbeda, seperti Hasto. Gampang saja untuk menemukan akun media sosial Sonya, dan dia terbiasa membukanya beberapa kali sehari. Wanita itu kebanyakan memposting hal-hal tentang buku, tetapi juga tampaknya memiliki minat yang aneh pada grafis kematian bergaya gore, yang menurut Hasto membangkitkan gairah. Namun, pada pagi yang nahas itu, tidak ada buku atau gambar, hanya ada status lima kata. Lima kata yang mengubah hidup Hasto selamanya:

"Aku pikir tetanggaku orang gila."

Dia terhenyak mundur kembali bersandar di kursinya ketika membaca lima kata itu, seolah-olah kata-kata itu menyerbu keluar layar dan meninju hidungnya. Mungkin saja yang dimaksud adalah tetangga yang lain, ya, mungkin. Tapi, tidak. Hasto yakin ini tentang dia. Hasto Tato merasakan pengkhianatan sampai ke sumsum tulang belakangnya.

Kamu pikir kamu mengenal seseorang, pikirnya dalam hati. Kamu mempercayai dia.

Ada sesuatu yang menakutkan tentang menjalani hidup seseorang dalam jarak yang begitu dekat dengan orang asing. Mereka bisa siapa saja.

***

Sepanjang pagi di kantor, alih-alih bekerja, dia berselancar di internet dengan harapan dapat mengurangi keinginannya untuk pembalasan yang sesuai dengan keadilan media sosial. Pertama dia mengetik "apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tetangga yang penuh kebencian." Kemudian "hukuman untuk pengkhianatan."

Hasto Tato percaya pada hukum sebab akibat, meski tanpa sepenuhnya memahaminya. Masuk akal baginya sama seperti dia memahami gravitasi adalah hal yang masuk akal, meski tidak perlu mengetahui detailnya. Setiap hubungan, setiap interaksi, adalah investasi. Memberi dan menerima, begitulah aturannya. 

Jika seseorang hanya mengambil, atau lebih buruk lagi, membalas kebaikan hatinya dengan menghinanya, maka wajar saja dia mengambil sesuatu juga. Karena menerima tanpa memberi adalah curang, perbuatan para penipu dan pembangkang. Dan pembangkang harus membayar kesalahannya.

Sebenarnya, hal yang sangat ingin dia lakukan adalah melingkarkan jari-jarinya di leher Sonya dan meremasnya, mungkin mencium bibirnya sesaat sebelum mengembuskan udara terakhirnya. Untuk menatap langsung ketakutan dari matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun