"Bukan, aku cuma mau peluk kamu, boleh?" tanya Nabil pelan. Jasmine tersenyum tipis, lalu ia memeluk Nabil dengan penuh kasih sayang, layaknya adik dan kakak, Nabil pun membalas pelukan tersebut dengan hangat. Sesudahnya Jasmine pergi ke Ibukota untuk meneruskan perjalanan pendidikannya.
Waktu berlalu dengan cepat, sudah 3 tahun lamanya sejak hari dimana Jasmine pergi meninggalkan Nabil. Sejak beberapa bulan yang lalu Jasmine tidak seaktif dulu saat membalas pesannya, bahkan terasa berbeda seperti bukan Jasmine yang ia kenal.Â
Nabil ingin mendatangi Ibukota dan menemul Jasmine, namun melihat kondisi ayahnya yang sudah rentan Nabil tidak tega meninggalkannya sendiri. Bertepatan dengan itu Bahrul harus segera mendapatkan perawatan medis yang hanya bisa di dapatkan di Ibukota, sehingga mengharuskan Nabil membawa ayahnya ke Rumah Sakit Ibukota.Â
Nabil sangat memprioritaskan ayahnya dalam hal apapun, meski sang ayah masih sering memukul nya tanpa alasan yang jelas.
Nabil berkeliling disekitar rumah sakit, la memberikan waktu untuk ayahnya sendiri. Disana ia bertemu dengan teman dekat Jasmine, Katya, Nabil menyapanya, namun mimik wajah Katya menyiratkan kesedihan, Katya hanya meminta maaf pada Nabil dan memberikan sebuah amplop padanya. Ketika Katya pergi Nabil membuka surat tersebut,
Dear Nabil.
Mungkin kamu baca ini saat aku udah gak ada, maaf ya aku rahasiain ini dari kamu, sebelumnya aku mau berterima kasih kepada kamu, karena kamu udah bikin aku kuat sampai hari ini, Selasa 04 April 2024. Aku senang bisa kenal kamu, maaf aku nggak pernah cerita kalau aku memiliki penyakit.. takut kamu jauhin aku.. aku berharap kamu bakalan inget aku sampai 10 tahun kedepan, maaf ya jika aku egois, aku sayang kamu, semoga kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya, see ya, Nabil..
Nabil sedih, marah, kecewa, dan kesal. la terduduk sambil menangis didepan kamar tempat ayahnya dirawat inap. seorang suster mengatakan bahwa ayahnya mengalami gagal ginjal yang membuat ia harus mendapatkan ginjal sesegera mungkin.Â
Nabil bingung, tidak mungkin ia mendapatkan donor ginjal dengan secepat itu. Tanpa berpikir panjang, Nabil mendonorkan ginjalnya pada ayahnya. Dengan cepat dokter mengambil tindakan dan mengoperasinya. Satu minggu kemudian, Bahrul terbangun dari koma, ia mendapati orang asing yang menjaganya.
"Dimana anak itu!?" tanya Bahrul dengan nada ketus.Â
"Maksud anda, mas Nabil?" tanya orang tersebut.Â