Nabil memasuki kamarnya, melihat kamarnya. sedikit acak-acakan, la pun membersihkan nya. Selang beberapa menit, la selesai merapikan kamarnya. Ia merebahkan dirinya di kasurnya dan mulai bermain dengan gadgetnya. la teringat dengan Jasmine, la penasaran mengapa Jasmine tiba-tiba membantu nya? Padahal mereka tidak pernah berbicara satu sama lain ketika di sekolah.
Nabil pun mulai mencari nomor Jasmine di grup angkatan, setelah beberapa menit mencari la pun berhasil mendapatkan nya dan mulal memberi pesan text pada Jasmine.
Dari sana mereka mulai sering bertukar pesan dan belajar bersama selama liburan semester ini. Sesekali Nabil dan Jasmine pergi keluar bersama, entah untuk belajar bersama ataupun hanya sekedar berkeliling Kota. Nabil juga mulai terbuka dengan Jasmine, la bercerita semua tentang ayahnya, bundanya, dan dirinya. Jasmine Juga menasehati Nabil, bahwa yang dilakukan Nabil salah, meskipun Bahrul juga salah.Â
"Sebaiknya kamu tetap berbakti pada ayah kamu, bagaimana pun juga, ayah kamu tetap ayah kamu selamanya" ucap Jasmine.Â
Karena wejangan dari Jasmine, Nabil pun mulai memperlakukan ayahnya selayaknya seorang anak berbakti kepada ayahnya, namun Bahrul tetap saja keras kepala.
Dan seringkali bermain tangan pada Nabil. Tetapi Nabil tetap dengan sabar mengurus Bahrul yang sedikit keras kepala, mengingat mereka hanya tinggal berdua.
Tanpa terasa hari libur semester sudah habis, saatnya bagi mereka untuk kembali melaksanakan kegiatan sekolah. Banyak sekali ujian bagi mereka, yang sudah menempuh kelas akhir, sudah saatnya mereka menentukan pilihan untuk melanjutkan hidup.
"Jasmine, nanti kita harus sering tukar kabar lewat pesan ya?? Pleasee?" ucap Nabil yang masih tidak Ikhlas bahwa mereka harus berpisah sekarang. Jasmine diterima di Universitas Gunadarma, yang terletak di Ibukota, yang membuat mereka harus berpisah.
"Iya Nabil." ucap Jasmine.Â
"Jasmine, bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Nabil.Â
"Boleh, mau apa? Oleh- oleh? Baju? Makanan khas? Atau apa?" tanya Jasmine.Â