Janya dan Taksa, di tengah kekacauan evakuasi, mendengar teriakan dari arah rumah ibu Kisa yang hampir tenggelam. Tanpa ragu, mereka berdua berlari mendekat dan menemukan ibu Kisa dalam situasi sulit.
Janya: "Ibu Kisa, kita di sini untuk membantu! Mari pegang tanganku."
Taksa: "Kita akan keluar dari sini bersama-sama, jangan khawatir."
Mereka berdua merentangkan tangan mereka ke arah ibu Kisa yang cemas di dalam rumah yang hampir terendam air.
Ibu Kisa: "Terima kasih, anak-anak. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tanpa bantuan kalian."
Janya: "Kita adalah satu keluarga, Ibu Kisa. Bersama-sama, kita bisa mengatasi ini."
Taksa: "Sekarang, pegang erat tangan kami. Kita akan melalui air bersama-sama."
Di tengah momen ini, di antara air yang deras dan gemuruh alam, kekuatan, keberanian, dan cinta bersatu. Ibu Kisa, Janya, dan Taksa saling bergandengan tangan, menciptakan gambaran tentang solidaritas dan ketangguhan yang muncul di tengah bencana alam.
Setelah berhasil menyelamatkan Kisa, mereka semua berkumpul di tempat yang lebih tinggi, menatap ke bawah ke lembah yang kini tergenang air.
Janya: "Kita akan membangun kembali desa ini, bersama-sama." (menatap masa depan dengan keyakinan.)
Taksa: "Kejadian ini mengajarkan kita tentang kekuatan persatuan dan cinta. Saya akan membantu dalam rekonstruksi desa ini."