Taksa: (menghadap Janya dengan senyum misterius) “Saya seorang peneliti yang terpesona oleh keanekaragaman alam di Pegunungan Jaya Wijaya. Saya mendengar cerita indah tentang Desa Kurulu, dan saya ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri.”
Janya: (tersenyum, menghormati) “Desa kami mungkin sederhana, tapi kami selalu menyambut tamu dengan hati terbuka. Bagaimana Anda bisa menemukan jalan ke sini?”
Taksa: (mengelilingi pelataran) “Alam ini adalah navigasi terbaik. Setiap desa adalah cerita yang menarik, dan Desa Kurulu sepertinya memiliki bab yang ingin saya jelajahi. Mungkin takdir yang membawa saya ke sini.”
Janya: (memandang Taksa dengan tajam) “Mata Anda penuh dengan kekaguman dan rahasia. Apa yang membuat Anda begitu tertarik pada keanekaragaman alam di sini?”
Taksa: (tersenyum, memberi petunjuk tanpa memberi banyak jawaban) “Alam adalah guru terbaik, dan Pegunungan Jaya Wijaya memiliki pelajaran yang tak terhitung jumlahnya. Saya berusaha mencari kebijaksanaan dalam setiap detailnya.”
Janya: (mengangguk mengerti) “Saya paham. Kami sangat menghargai keindahan alam di sini. Semoga Desa Kurulu memberi Anda pengalaman yang tak terlupakan.”
Taksa: (mengangguk tanda terima kasih) “Terima kasih, Janya. Saya merasa beruntung bisa berada di sini. Siapa tahu, mungkin takdir akan membawa kita pada perjalanan yang belum terungkap.”
Janya tersenyum, dan dari senyum itu, tumbuhlah benih pertemanan dan sesuatu yang lebih dalam di antara mereka. Dialog di antara perbincangan dan petualangan, Janya pun mengajak Taksa kerumahnya.
Keluarga itu menyambut Taksa dengan hati terbuka. Sebuah kapal asing berlabuh di lembah, membawa cerita-cerita dari dunia luar yang belum pernah mereka lihat. Taksa pun mulai dekat dengan keluarga Janya.
Janya: (tersenyum) Taksa, bagaimana kalau kamu datang ke rumahku besok? Aku ingin memperkenalkanmu pada keluargaku.
Taksa: (tersenyum balik) Tentu saja, Janya. Aku sangat ingin mengenal keluargamu.
Esok harinya. Taksa diajak lanya ke rumahnya. Keluarga Janya menyambut Taksa dengan hangat, seakan sebuah kapal asing vang membawa cerita-cerita baru telah berlabuh di lembah mereka.
Liben: Selamat datang, Taksa. Rumah kami terbuka untukmu