Mohon tunggu...
Aulia Bintang
Aulia Bintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi di Universitas bhayangkara jakarta raya

Aspiring writer from universitas bhayangkara jakarta raya(fakultas ilmu komunikasi/dosen pengantar saeful mujab) love history and games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Manajemen Isu Dan Komunikasi Krisis Terhadap Perusahaan Hello Games

13 Januari 2025   13:24 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama Penulis:Aulia Bintang Terang Putra Tacoh
NIM:202110415005
Dosen Pengampu:Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom

Abstract

This study examines the crisis management and communication strategies employed by Hello Games following the controversial launch of No Man's Sky. Initially marketed as a revolutionary game offering unlimited exploration and multiplayer features, the product failed to meet public expectations, leading to widespread criticism and reputational damage. Using a qualitative case study approach, the research explores the company's response to the crisis, analyzing strategies such as issue management, public communication, and stakeholder engagement. Key findings reveal the role of adaptive community involvement, transparent updates, and internal team restructuring in rebuilding public trust and company reputation. The study also highlights the relevance of crisis communication theories in understanding effective responses within the creative industry. This research provides valuable insights for other companies on managing reputational crises, emphasizing the significance of proactive strategies and consistent stakeholder engagement.

Abstrak

Penelitian ini membahas strategi manajemen dan komunikasi krisis yang diterapkan oleh Hello Games pasca peluncuran kontroversial gim No Man's Sky. Awalnya dipasarkan sebagai gim revolusioner dengan fitur eksplorasi tak terbatas dan multiplayer, produk ini gagal memenuhi ekspektasi publik, memicu kritik luas dan kerusakan reputasi. Dengan pendekatan studi kasus kualitatif, penelitian ini menganalisis respons perusahaan terhadap krisis, termasuk strategi manajemen isu, komunikasi publik, dan keterlibatan pemangku kepentingan. Temuan utama menunjukkan peran pelibatan komunitas secara adaptif, pembaruan yang transparan, dan restrukturisasi tim internal dalam membangun kembali kepercayaan publik dan citra perusahaan. Studi ini juga menyoroti relevansi teori komunikasi krisis dalam memahami respons yang efektif di industri kreatif. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi perusahaan lain dalam menangani krisis reputasi, dengan menekankan pentingnya strategi proaktif dan keterlibatan pemangku kepentingan yang konsisten.

Pendahuluan

Manusia sebagai individu memiliki kebiasaan dan kecenderungan dalam aktivitas konsumsi, yang sering kali dipengaruhi oleh preferensi terhadap barang atau jasa. Perusahaan berupaya memenuhi preferensi ini dengan menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun, ketika kebutuhan tersebut berkembang, perusahaan dapat menghadapi tantangan besar yang memengaruhi pertumbuhan atau profitabilitasnya. Salah satu contoh nyata tantangan ini dialami oleh Hello Games, sebuah studio pengembang game kecil, saat meluncurkan judul ambisius mereka, No Man's Sky. No Man's Sky dipromosikan secara besar-besaran sebagai game revolusioner yang menawarkan alam semesta luas dengan kemungkinan eksplorasi tanpa batas. Game ini menjanjikan fitur seperti gameplay multiplayer, ekosistem yang beragam, dan sistem generasi prosedural yang unik. Kampanye pemasaran sebelum peluncuran meningkatkan ekspektasi tinggi di kalangan gamer dan media, menciptakan antisipasi yang besar. Namun, pada saat peluncurannya pada Agustus 2016, No Man's Sky menghadapi kritik keras karena janji yang tidak terpenuhi dan kekurangan teknis. Hal ini menyebabkan gelombang kekecewaan, permintaan pengembalian dana, dan kerusakan reputasi bagi Hello Games.

Krisis yang dihadapi Hello Games disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal, ukuran tim yang kecil dan ambisi yang terlalu besar membuat sumber daya mereka kewalahan, sehingga menghasilkan game yang tidak sesuai dengan fitur-fitur yang dipasarkan. Secara eksternal, ekspektasi yang dibentuk oleh pemasaran yang agresif dan hype media menciptakan kesenjangan antara harapan pemain dan produk yang sebenarnya.

Manajemen isu yang efektif melibatkan identifikasi dan penanganan risiko potensial sebelum berkembang menjadi krisis. Dalam kasus Hello Games, kurangnya komunikasi yang jelas tentang keterbatasan game sebelum peluncuran memperburuk situasi. Manajemen isu harus mencakup analisis pasar yang menyeluruh, penetapan tujuan yang jelas, dan komunikasi yang transparan dengan para pemangku kepentingan, termasuk komunitas gamer dan media.

Pada penelitian ini penulis akan menganalisis manajemen isu dan komunikasi krisis yang dilakukan oleh perusahaan Hello games, dengan melihat bagaimana isu yang terjadi pada perusahaan dapat berkembang menjadi krisis, dan bagaimana tahapan krisis yang perusahaan alami serta respon yang dilakukan oleh Perusahaan tersebut dalam menghadapi isu serta krisis yang mereka alami.

Tinjauan Konseptual

Manajemen isu

Manajemen isu menurut Prayudi ialah sebuah proses proaktif untuk mengelola isu-isu, maupun tren, yang terjadi di lingkungan eksternal ataupun internal yang memiliki dampak baik ataupun juga bisa berdampak buruk terhadap organisasi atau perusahaan yang menjadi peluang bagi perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan reputasi. Manajemen isu juga dapat membantu dari manajemen perusahaan untuk berkompetisi dengan menyesuaikan diri dari perubahan, situasi ataupun peristiwa dengan cepat di era global. Manajemen isu juga membantu pihak manajemen untuk membuat atau menerapkan kebijakan manajemen terbuka, dengan kebijakan manajemen terbuka memungkinkan perusahaan cepat dalam mengidentifikasi dinamika lingkungan dan pengharapan masyarakat terhadap perusahaan yang berada ditengah-tengah mereka. Selain itu manajemen isu juga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dan bisnis hal ini dikarenakan kemampuannya dalam melihat, mengidentifikasi dan memonitor isu yang muncul serta masyarakat yang terlibat dalam isu tersebut. setelah mengidentifikasi tersebut akan didapatkan berbagai data, data yang terkumpul ini dapat membantu strategi pemasaran yang dikembangkan oleh perusahaan atau organisasi sehingga lebih tepat sasaran.

Manajemen isu ini dikatakan proaktif karena prosesnya berusaha untuk mengidentifikasi berbagai perubahan yang dapat berkembang baik di lingkungan internal ataupun eksternal dari sebuah organisasi atau perusahaan serta mempengaruhi kebijakan pada perubahan tertentu sebelum perubahan sebelumnya memberikan efek negatif bagi perusahaan atau organisasi. Adapun pendekatan dalam manajemen isu, pendekatan ini sering digunakan untuk mengetahui berbagai model-model proses manajemen yang ada. Beragam pendekatan ini memiliki kekurangannya masing masing dan pada akhirnya tiap model ini memberikan solusi untuk menutupi setiap kekurangan. Ada empat pendekatan dan tiga diantaranya merupakan pendekatan utama yang biasa digunakan dalam analisa manajemen isu, yaitu pendekatan sistem, pendekatan stratejik reduksi ketidakpastian dan pendekatan retoris. Sedangkan satu pendekatan terbaru yang dikembangkan oleh Taylor, Vasquez dan Doorley yaitu pendekatan terintegrasi untuk mengatasi isolasi, membangun komunikasi dan mendorong perubahan.

Pendekatan Sistim (System Approaches)

Menurut William G Scott pendekatan ini terhadap manajemen bermula pada teori sistem dan prinsip dari manajemen bisnis. Dimana semua bagiannya saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pada teori sistem ini memiliki dua tujuan dalam manajemen isu. Meminimalisir hal yang tidak terduga berasal dari lingkungan bergerak sebagai sistem peringatan dini terhadap adanya ancaman yang dapat berkembang dan peluang menjadi tujuan pertama dari teori sistem, maksudnya memindai lingkungan yang ada untuk mendapatkan perusahaan ataupun organisasi mendapatkan informasi untuk membuat keputusan dan menyesuakan perusahaan atau organisasi. Kemudian tujuan yang kedua ialah pendekatan ini bertindak sebagai kekuatan dari pengaturan atau penyelarasan setiap kegiatan dan melakukan integrasi di dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Setelah isu sudah dapat diketahui dan dampak dari isu tersebut dapat dinilai, peran manajemen isu sebagai pembersih untuk beberapa fungsi yang dapat berkembang seperti informasi, penyelesaian masalah, pendidikan dan respon terhadap media.

Pendekatan Strategik (Strategic Reduction of Uncertainty Approaches)

Pendekatan stratejik reduksi ketidakpastian ini menjadi sebuah pendekatan yang melengkapi pendekatan sistem. pendekatan ini terbentuk dari beberapa kajian yaitu, membuat keputusan stratejik, proses yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi, perilaku dari manajemen dan perilaku dari sosial serta politik yang membantu pengembangan pemahaman mengenai apa yang terjadi di lingkungan organisasi atau perusahaan atau aksinya. Secara tidka langsung pendekatan ini berfokus pada kognitif aksi perusahaan atau organisasi serta perilaku keputusan individu, yang dimana yang menjadi perhatian utamanya adalah pandangan dari individu dan kelompok terhadap isu yang ada dan berhubungan dengan aksi di tingkat perusahaan atau organisasi. Terdapat seperangkat konsep yang ditekankan oleh Dutton yang memberikan cara bagaimana isu diidentifikasi, dicari sampai dengan mengambil keputusan dari sebuah perusahaan atau organisasi. Pernyataan tersebut intinya, konspe ini adalah untuk mendiagnosis isu stratejik, isu stratejik merupakan sebuah kejadian mengenai perkembangana atau tren yang dianggap memiliki pengaruh terhadap bagi kinerja perusahaan atau organisasi, karena sudut pandang stratejik ini diteorikan dari sudut pandang bisnis, sedangkan komunikasi dilihat akibat dari struktur dan proses dari perilaku perusahaan atau organiasai serta pengambilan keputusan dari individu.

Pendekatan Retorik (Rethorical Approaches)

Pendekatan ini muncul untuk menjadi respon dari model manajemen isu yang dibuat oleh Chase, Jones dan Crane kemudian dikembangkan oleh Crable dan VIbbert. Dari model manajemen isu Chase, Jones dan Crane. Crable dan Vibbert mengidentifikasi tiga masalah dalam model manajemen ini, diantaranya sebagai berikut

Manajemen isu beranggapan bahwa perusahaan atau organisasi memiliki hak yang sama seperti pemerintah dalam membuat kebijakan publik, yang dimana Crable tidak setuju dengan pernyataan ini karena organisasi ataupun perusahaan tidak memiliki hak dalam mengatur kebijakan publik, akan tetapi perusahaan dan organisasi dapat mempengaruhi kebijakan publik karena manajemen isu merupakan sebuah proses bagaimana organisasi ataupun perusahaan menjalankan pengaruh.

Isu dipandang oleh Chase dan kawan-kawan, sebagai suatu masalah yang belum terselesaikan dan siap untuk dibuat sebuah keputusan. Namun Crable dan Vibert berpendapat bahwa isu merupakan sebagai sebuah pertanyaan dan menyatakan bahwa isu ada jika satu atau lebih manusia saling berhubungan secara signifikan dalam situasi dan masalah.

Ada tiga strategi respon terhadapa isu yang Chase dan Jones rekomendasikan yaitu, reaktif, adaptif dan dinamis. Sedangkan menurut Crable dan Vibert menyarankan strategi Catalystic yaitu strategi yang dimana perusahaan atau organisasi berusaha untuk membawa isu ke dalam proses yang berulang secara teratur agar dapat diselesaikan oleh perusahaan atau organisasi sesuai dengan tujuan.

Pendekatan retorik ini dalam menguji manajemen isu terfokuskan pada pengujian retorik dan pengaruhnya terhadap public relations, dan teknik studi kasus sering digunakan untuk menganalisa dan mengembangkan sebuah aktivitas untuk merubah atau status proses yang berulang pada isu.

Pendekatan Terintegrasi (Engaggement Approaches)

Pendekatan terintegrasi ini pada manajemen isu menjelaskan bahwa adanya dialog dan keterlibatan dari perusahaan atau organisasi dan masyarakat merupakan cara yang paling efektif untuk mengelola isu. Taylor, Vasquez dan Doorley memperkenalkan pendekatan ini dalam artikel mereka, dan mereka mengartikan terintegrasi sebagai suatu pertimbangan untuk melibatkan stakeholder yang relevan dalam pengambilan keputusan dari perusahaan ataupun organisasi. Konsep ini menurut Taylor dan kawan-kawan secara tidak langsung berasal dari kajian public relations. Dan pendekatan ini sebagai penyatuan dan memperluas pendekatan lainnya yaitu pendekatan sistem, stratejik dan retoris yang menyeluruh bagi manajemen isu masa depan. Pendekatan ini juga dapat menjadi sebuah kerangka kerja juga yang dapat menentukan dan menunjukkan pada manajemen isu di masa depan.

Terdapat tiga asumsi yang ada pada pendekatan terintegrasi, pada asumsi pertama berfokus pada kepentingan organisasi, maksudnya semua organisasi atau perusahaan berusaha untuk mencapai hasil atau outcome yang maksimal. Hal itu dapat dicapai oleh organisasi dengan mendengarkan masyarakat atau publik dan mengantisipasi serta beradaptasi dengan kebutuhan yang masyarakat atau publik inginkan. Manajemen isu dapat menjadi pembantu organisasi atau perusahaan dalam melakukan adaptasi yang dibutuhkan untuk dapat mengharmonikan dan mendorong kepentingan bersama. Serta manajemen isu sebagai pembantu perusahaan atau organisasi untuk berkembang dan bertahan hidup dengan alat yang dimiliki untuk memaksimalkan peluang.

Asumsi kedua, pendekatan terintegrasi memaparkan bahwa kepentingan publik merupakan hasil atau dampak yang muncul dari asumsi yang pertama. Pada pendekatan ini perusahaan atau organisasi bergantung pada masyarakat atau publik yang dipandang sebagai sumber daya. Karena publik kepentingannya dalam tindakan yang diambil oleh perusahaan atau organisasi. Selain itu keterhubungan dari masyarakat atau publik dengan perusahaan atau organisasi tidak akan berakhir meskipun isu telah selesai maka dari itu hal tersebut menjadi penting.

Asumsi ketiga, pendekatan terintegrasi ini hubungan menjadi salah satu hal yang penting. Menurut Gruning dan Repper manajemen isu sebagai salah satu strategi kunci bagi perusahaan atau organisasi membangun hubungan dengan stakeholder, serta pada pendekatan ini dijelaskan oleh Gruning dan Repper untuk perlunya melakukan komunikasi lebih lanjut untuk mengembangkan dan menjaga hubungan jangka panjang guna mendapatkan dukungan dan mengelola konflik. Pendekatan terintegrasi ini juga menjadi sebuah penyatuan atau penggabungan dari kepentingan perusahaan atau organisasi dengan kepentingan publik yang menciptakan peluang besar bagi kedua belah pihak dalam menyelesaikan isu melalui komunikasi.

Tiga pendekatan pertama yang ada diatas bisa digunakan untuk mencermati fokus tertentu dari manajemen isu. Sedangkan pendekatan terintegrasi sebagai pendakatan baru yang melihat bagaimana proses komunikasi sebagai peran krusial dalam menyelesaikan isu, serta mengintegrasikan kepentingan perusahaan atau organisasi dan publik atau masyarakat. Selain itu dalam strategi menajemen isu terdapat analisis risiko yang perlu diperhatikan untuk dapat menilai kemungkinan dampak yang dipengaruhi oleh masalah yang diketahui. Pada penilaian risiko itu sendiri ada pada pertimbangan kekurangan perusahaan, potensi dampak pada keuangan, dan potensi pada dampak dari sebuah reputasi.

Membuat reaksi menyeluruh menjadi salah satu langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi dan analisis dari kekhawatiran yang mungkin terjadi hal itu menurut Rohayati dalam . Pada saat membuat reaksi ini mencakup pada penetapan peran dan tugas, pengembangan komunikasi yang konsisten serta membangun perencanaan pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Pada strategi manajemen isu diperlukan evaluasi secara berkala terhadap setiap respon dan perkembangan proses manajemen isu yang terus berlanjut, Hal itu menurut Laraswati dalam dapat dilakukan dengan mempelajari pengalaman masa lalu, menanggapi setiap perubahan lingkungan, dan membangun kemampuan perusahaan atau organisasi dalam menghadapi situasi rumit.

Manajemen Krisis

Krisis merupakan sebuah situasi ataupun dugaan yang dimana dapat mengancam secara tidak terduga dan tidak diinginkan, yang berdampak pada rusaknya reputasi, dramatis yang mengganggu keberlangsungan individu ataupun organisasi yang membuat sebuah dorongan terhadap organisasi pada kekacauan yang berimbas pada karyawan, produk, jasa dan kondisi keuangan. Krisis ini dapat memungkinkan memberikan pengaruh negatif pada organisasi. Maka dari itu keputusan yang cepat dan tepat diperlukan untuk menghindari dari pengaruh negatif pada keseluruhan oprasional dari organisasi ataupun perusahaan.

Dampak negatif yang dapat memberikan masalah terhadap organisasi ini diperlukan sebuah manajemen krisis untuk bisa dapat mengelola krisis yang terjadi. Manajemen krisis menurut Iriantara dalam merupakan sebuah bentuk dari ketiga bentuk respon pada manajemen pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi ataupun perusahaan. kegiatan daripada manajemen krisis ini didasarkan pada bagaimana krisis dihadapi (Crisis Bargaining and Negotiation), membuat keputusan untuk menghadapi krisis (Crisis Decision Making) serta memantau perkembangan dari krisis yang dialami.

Krisis itu sendiri memiliki jenis-jenis tertentu dan setiap ahli memiliki kategorinya masing-masing, seperti menurut Morrisan dalam mengkategorikan krisis ini berdasarkan waktu, dan dibagi menjadi tiga yaitu:

Krisis yang bersifat segera (Immediates Crisis) yaitu tipe krisis yang terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga dan tidak diharapkan. Tipe ini memerlukan tanggap yang cepat dengan mempersiapkan rencana umum untuk menanggapi krisis agar tidak menimbulkan kebingungan konflik dan penundaan dalam penanganan krisis yang muncul.

Krisis baru muncul (Emergings Crisis) yaitu krisis yang dimana public reletions dapat melakukan penelitan dan perencanaan terlebih dahulu, dan public relations harus mampu meyakikan manajemen atas untuk dapat menangani krisis yang ada sebelum krisis meledak.

Krisis bertahan (Sustaineds Crisis) yaitu tipe yang tetap muncul selama berbulan bulan dan bahkan bertahun-tahun walaupun telah dilakukan upaya yang terbaik oleh pihak manajemen organisasi atau perusahaan untuk menanganinya.

Selain itu ada beberapa peneliti lainnya yang mengkategorikan krisis dalam lingkup bisnis yaitu Nova salah satu jenisnya ialah krisis strategi yang dimana perusahaan ataupun organisasi mengalami krisis yang mempengaruhi kelangsungan hidup dari perusahaan menjadi terganggu. Pada hal ini perusahaan harus senantiasa memiliki rencana dalam menghadapi krisis serta tidak mengambil keputusan yang salah dan dapat membuat perusahaan semakin menghadapi krisis yang lebih berat. Hal ini berhubungan dengan krisis dengan kategori yang berdasarkan dari penyebabnya yang diungkapkan oleh Mazur dan White yaitu krisis kegagalan manajemen (Crisis of Management Failures), krisis ini menurut mereka terjadi karena adanya kesalahan pada pengurusannya dan adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh kelompok-kelompok yang diberi kewenangan khusus.

Krisis pula memiliki tahapan yang terjadi pada suatu perusahaan. Menurut Steven Fink dalam terdapat empat tahapan pada krisis dan sering dikenal sebagai anatomi krisis, Setiap tahap ini saling berhubungan dan membentuk sebuah proses yang berulang. Pada tiap tahapnya memiliki waktu yang berbeda-beda, bergantung pada jumlah variabelnya, seperti bahaya, kondisi perusahaan atau organisasi, usia dari perusahaan, kemampuan dari manajemen dan komunikasi yang dibangun dalam perusahaan itu sendiri. Berikut tahapan dari krisis:

Tahap krisis prodromal

Tahap ini merupakan tahap dimana krisis sudah mulai muncul pada sebuah perusahaan. tahap ini menjadi sebuah tahap peringatan yang memberikan tanda bahaya yang harus segera diatasi. Krisis besar menurut Ruslan merupakan hasil dari krisis kecil sebagai tanda awal yang tidak ditanggapi dengan serius atau tidak mengambil tindakan pengamanan apapun oleh pihak perusahaan atau organisasi. Pada krisis tahap ini pula menjadi titik balik dari perusahaan atau organisasi, jika manajemen salah mengartikan dan menangkap sinyal yang ada, maka krisis dapat bergerak kepada tahap yang lebih besar yaitu tahap akut.

Tahap krisis akut

Tahap ini menjadi krisis yang telah mulai muncul pada permukaan perusahaan, dan biasanya terjadi karena kelengahan dari manajemen dalam menghadapi tahap prodromal. Pada tahap ini krisis mulai diketahui oleh masyarakat atau publik yang dimana para konsumen telah mengetahui bahwa perusahaan telah mengalami krisis pada produk mereka. Pada tahap akut ini salah satu hal yang menjadi kesulitan besar dalam menghadapi krisis ialah kekuatan dan kecepatan dari serangan berbagai pihak. Kekuatan dari tahap ini bergantung pada seberapa kompleks masalahnya, sedangkan kecepatan dilihat dari jenis krisis yang menimpa suatu organisasi atau perusahaan. Banyak orang yang menduga bahwa tahap ini sebagai permulaan dari sebuah krisis, karena samar-samarnya atau tidak terlihatnya krisis sudah mulai terlihat jelas.

Ketika sudah masuk pada tahap ini tidak ada titik untuk kembali ke tahap awal atau tahap prodromal atau biasa disebut dengan the point of no return. Pada tahap ini munculnya berbagai kerusakan, datangnya berbagai reaksi, isu yang menyebar luas. Akan tetapi, seberapa besarnya kerugian dari dampak krisis bergantung pada orang-orang yang berperan mengendalikan krisis ini. Pada tahap akut ini tindakan utama yang perlu perusahaan lakukan ialah mencegah, karena pada tahap ini perusahaan sudah berusaha untuk bagaimana menghindari (How to Avoid) bukan lagi untuk mencari penyebab (Why).

Tahap krisis kronis

Tahap ini menjadi tahap pemulihan atau self analysis, yang ditandai dengan perubahan struktural. Pada tahap ini pula krisis telah berlalu hanya menyisakan puing demi puing masalah dari krisis, banyaknya korban yang telah terdampak dari krisis ini. Maka dari itu tahap ini menjadi tahap dalam penyembuhan atau pembersihan pada berbagai kerusakan akibat krisis. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap ini seperti pergantian manajemen, struktur dari perusahaan atau organisasi, sampai dengan merubah (image recovery) nama perusahaan atau organisasi. Tahap ini menjadi pemulihan citra perusahaan atau organisasi dan berupaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat atau publik, serta menjadi tahap untuk mengevaluasi atau introspeksi dari dalam sampai keluar hal apa yang menjadi penyebab krisis dapat terjadi. Tahap ini juga sebagai masa penentuan bagi perusahaan atau organisasi dalam keberhasilannya dalam melewati masa krisis, apakah menjadi keguncangan pada manajemen dan mengalami kebangkrutan perusahaan atau organisasi, atau manajemen dan perusahaan atau manajemen dapat pulih kembali seperti sediakala.

Tahap krisis resolusi (penyembuhan)

Tahap terakhir ini menjadi tahap pulih kembali, namun perusahaan atau organisasi harus tetap berhati-hati karena dari beberapa riset mengatakan bahwa beberapa kasus krisis pada tahap ini tidak akan berhenti begitu saja, karena pada umumnya krisis merupakan sebuah bentuk proses yang berulang dan memungkinkan membawa kepada tahap awal atau prodromal. Pada tahap ini menjadikan perusahaan secara operasional, karyawan dan manajemen akan menjadi lebih siap atau matang dalam tugasnya karena sudah melalui proses perbaikan, perubahan struktur, pengaturan ulang dan lain sebagainya. Terutama pada public relations yang menjadi lebih kuat dan siap dalam menghadapi krisis yang serupa dan memiliki strategi manajemen krisis yang sesuai untuk mengatasinya. Mulai dari situasi krusial yang terduga hingga situasi krusial yang tidak terduga public realtion lebih siap dengan strategi dan teknik public relations yang dipunya dengan pencegahan atau preventive, pemulihan situasi, antisipasi sampai memperbaiki hingga mencegah citra dan lainnya. secara teratur, cekatan, efektif, efisien, solutif dan objektif.

Pada manajemen krisis terdapat tahapan dalam penanganannya untuk dapat berjalan dengan baik dan kondusif dalam berjalannya perusahaan atau organisasi. Terdapat beberapa jenis tahapan yang dikemukakan oleh ahli salah satunya menurut irianti dalam ada empat langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola krisis, yaitu:

Identifikasi krisis, sebagai langkah awal pada manajemen krisis dengan peran public relations yang melakukan penelitian, penelitian ini bisa dilakukan dengan informal dan cepat, jika sekiranya krisis terjadi dengan cepat. Pada langkah awal ini bisa dikatakan sebagai diagnosis yang dilakukan public relation. Diagnosis ialah proses mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan.

Analisis krisis, menjadi langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi krisis. Langkah ini menjadi proses penguraian tiap bagian ke bagian dari data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, atau biasa disebut analisis parsial atau menyeluruh. Data dan informasi ini dianalisis agar perusahaan atau organisasi dapat menentukan pengambilan keputusan yang tepat.

Isolasi krisis, menjadi langkah ketiga pada langkah mengelola krisis. Pada tahap ini krisis perlu diisolasi atau dikarantinakan, karena krisis seperti sebuah penyakit yang dapat menular atau menyebar luas maka diperlukan untuk mengisolasi sebelum tindakan serius dilakukan.

Pilihan strategi, pada langkah ini sebagai kegiatan untuk menentukan pengambilan tindakan yang tepat. Langkah ini dilakukan sebelum tindakan berkomunikasi dan setelah analisis serta mengkarantinakan krisis.

Strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi krisis menurut Kasali dalam ada tiga yaitu:

Strategi defensif

Strategi defensif ini digunakan jika permasalahan atau isu yang terjadi belum jelas secara spesifik mau itu dari produk, individu sampai pada perusahaan. Langkah-langkah yang digunakan pada strategi defensif ini ialah dengan mengulur waktu, tidak mengambil tindakan terburu buru atau tidak melakukan apa-apa (not in action), dan berusaha membentengi atau mempertahankan diri dengan kuat (stone walling)

Strategi adaptif

Strategi adaptif ini digunakan jika masalah, isu ataupun gejalanya terlihat dengan jelas atau spesifik maupun hanya bersifat umum. Strategi ini menggunakan langkah-langkah kepada hal-hal yang luas seperti perubahan kebijakan, aspek oprasional yang dimodifikasi, mengkompromi serta meluruskan image atau citra. Hal itu dilakukan karena dampak krisis yang dapat menjadi lebih besar jika tidak ditangani dan dapat menjadi tidak terkendali.

Strategi dinamis

Strategi dinamis ini digunkan ketika pada situasi masalah ataupun isu sudah terlihat sangat spesifik, baik itu individu, produk ataupun perusahaan. Dapat terlihat pula dampak yang akan diberikan oleh masalah tersebut dan berkembang ke ara yang tidak mudah diduga. Pada strategi ini diperlukan tindakan makro yang melibatkan perubahan besar dan dapat merubah karakter dari perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat menetralkan suasana dan mengembalikan masalah menjadi positif. Terdapat langkah-langkah yang dapat diambil dalam strategi ini yaitu, saham perusahaan yang dijual, investasi baru, membuat produk baru, menarik produk lama dari peredaran, menjalin kerja sama dengan pemilik kekuasaan dan melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian publik.

Metode Penelitian

Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2018) merupakan suatu proses untuk mengelompokkan pengurutan data kedalam ketentuan-ketentuan yang ada untuk memperoleh hasil sesuai dengan data yang telah didapatkan. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data yang telah ditemukan. 

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 

  1. Observasi 

 Menurut Darlington (dalam Anggito & Setiawan, 2018) observasi adalah metode atau cara yang paling efektif untuk mengetahui pola rutinitas dan pola interaksi dari kehidupan seseorang pada konteks tertentu.Sejalan dengan itu penulis akan menggunakan laptop dan google untuk mencari isu-isu tentang hello games yang digunakan mencakup catatan observasi, serta referensi akademik untuk memperkuat argumen penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan dalam kondisi alamiah tanpa manipulasi, sesuai dengan prinsip penelitian kualitatif.

  1. Dokumentasi

Menurut Sudaryono (2019) dokumentasi adalah suatu hal untuk memperoleh data langsung tempat penelitian, menggunakan buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data penelitian yang relevan.Hal yang akan dilakukan penulis adalah mengamati informasi tentang hello games secara teliti. Data yang diperoleh, adegan, kode dan tanda yang terdapat dalam perusahaan akan diamati dengan cara mengidentifikasikan tanda-tanda yang terdapat dalam teks. Hal ini dilakukan untuk mendukung analisa yang sedang diteliti. Guna memperoleh data primer melalui studi dokumentasi anime terlebih dahulu akan dipisahkan sesuai dengan apa yang akan peneliti teliti. Setelah itu menggunakan teknik internet searching yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan melalui media internet. Dimana didalamnya terdapat berbagai reverensi yang mendukung penelitian ini.

Hasil dan Pembahasan

Keterhubungan Isu dengan Krisis yang Dialami Hello Games

Dari analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa isu utama yang dialami Hello Games adalah ketidaksesuaian antara harapan pemain dan produk akhir. Isu ini tidak ditangani dengan baik pada tahap awal, menyebabkan dampaknya meluas menjadi krisis yang lebih besar. Janji-janji besar dalam kampanye pemasaran menciptakan ekspektasi tinggi, namun produk yang dirilis tidak memenuhi harapan tersebut. Reaksi awal dari komunitas pemain berupa ulasan negatif di media sosial dan permintaan pengembalian dana yang masif memperburuk situasi. Jika Hello Games sejak awal lebih transparan dalam menyampaikan keterbatasan gim, kemungkinan krisis dapat diminimalkan.

Peran Manajemen Krisis

Steven Fink (Riadi, 2021) mendefinisikan krisis sebagai peristiwa tidak stabil yang mengancam perubahan signifikan---baik perubahan yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan---dan berpotensi menyebabkan konsekuensi besar bagi organisasi. Dalam kasus Hello Games, krisis dimulai dengan ulasan negatif dari pemain dan meningkat dengan penurunan penjualan, permintaan pengembalian dana, serta reputasi yang memburuk. Tanda-tanda krisis mencakup meningkatnya ketidakpuasan pemain, kritik online yang viral, dan ketidakpastian tentang masa depan studio.

Untuk menangani krisis seperti ini dengan efektif, Hello Games seharusnya menerapkan strategi manajemen krisis yang mencakup:

  1. Identifikasi Krisis
    Mengenali kesenjangan antara fitur yang dijanjikan dan yang disampaikan sangatlah penting. Hal ini melibatkan pengumpulan umpan balik, analisis ulasan, dan pengakuan terhadap keluhan pemain.
  2. Isolasi Krisis
    Seperti menahan penyebaran penyakit, mengisolasi masalah inti---seperti fitur multiplayer yang hilang dan kurangnya variasi gameplay---akan membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
  3. Respon Strategis
    Mengembangkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya, termasuk permintaan maaf publik, peta jalan untuk pembaruan, dan komunikasi yang transparan, akan menunjukkan tanggung jawab dan komitmen untuk perbaikan.

Kurangnya Respon Manajemen Isu Hello Games

Isu besar yang dialami Hello Games adalah kurangnya komunikasi transparan dengan pemain. Alih-alih segera merespons kritik, perusahaan memilih diam selama beberapa bulan setelah peluncuran No Man's Sky. Hal ini memperburuk persepsi publik bahwa Hello Games tidak peduli terhadap keluhan pelanggan. Selain itu, absennya pernyataan resmi menyebabkan munculnya spekulasi negatif yang semakin memperburuk situasi.

Manajemen isu yang buruk ini diperparah oleh keberadaan kompetitor dalam industri gim yang mampu memberikan pengalaman bermain lebih baik dengan harga yang bersaing. Hal ini menunjukkan pentingnya perusahaan dalam memantau tren pasar dan merespons perubahan kebutuhan pemain secara adaptif.

Isu Berkembang Ke Tahap Krisis

Ketidakmampuan Hello Games dalam menangani isu awal menyebabkan masalah tersebut berkembang menjadi krisis besar. Pada tahap prodromal, kritik dan ulasan negatif mulai bermunculan di media sosial dan forum pemain. Krisis mencapai tahap akut ketika permintaan pengembalian dana semakin meningkat, dan media arus utama mulai memberitakan kegagalan peluncuran No Man's Sky. Krisis ini tidak hanya merusak reputasi Hello Games, tetapi juga mengancam kelangsungan perusahaan secara finansial.

Krisis Masuk ke Tahap Akut

Pada tahap ini, Hello Games menghadapi tekanan besar dari pemain, media, dan komunitas industri gim. Reputasi perusahaan berada pada titik terendah, dengan kritik pedas yang berfokus pada kurangnya fitur yang dijanjikan dan monotonitas gameplay. Hello Games juga dihadapkan pada tuntutan pengembalian dana yang menimbulkan kerugian finansial signifikan.

Masalah lainnya adalah kurangnya komunikasi internal yang baik, yang memengaruhi moral tim pengembang. Situasi ini menyoroti pentingnya manajemen krisis yang cepat dan efektif, serta perlunya dukungan tim internal dalam menghadapi tekanan eksternal.

Tahap Resolusi dari Krisis Hello Games

Hello Games memulai tahap resolusi dengan fokus pada perbaikan produk. Mereka merilis pembaruan besar seperti "Foundation Update," yang tidak hanya memperbaiki fitur yang hilang tetapi juga menambahkan konten baru. Perusahaan juga mulai melibatkan komunitas pemain melalui diskusi di forum dan media sosial untuk memastikan kebutuhan pemain terpenuhi.

Pada akhirnya, upaya ini berhasil mengubah narasi negatif menjadi positif. Reputasi Hello Games mulai pulih, dan No Man's Sky akhirnya diterima dengan baik oleh komunitas gim. Perusahaan ini menjadi contoh bagaimana strategi komunikasi krisis yang baik dapat membantu organisasi bangkit dari keterpurukan.

Proses Pemulihan

Hello Games akhirnya mengadopsi beberapa teknik manajemen krisis yang berkontribusi pada pemulihan mereka secara bertahap. Dengan menghindari respons defensif, studio ini fokus pada peningkatan game melalui pembaruan gratis, termasuk ekspansi besar yang menangani keluhan pemain. Studio ini juga menghindari upaya hubungan masyarakat yang berlebihan pada awalnya, dan membiarkan tindakan mereka berbicara melalui pembaruan yang konsisten dan perbaikan yang nyata. Seiring waktu, pendekatan ini berhasil membangun kembali kepercayaan dengan komunitas.

Krisis peluncuran No Man's Sky menunjukkan pentingnya manajemen isu dan krisis yang efektif. Komunikasi yang transparan, pengakuan terhadap kekurangan, dan perbaikan yang nyata adalah kunci untuk memulihkan kerusakan reputasi. Kemampuan Hello Games untuk beradaptasi dan menanggapi keluhan pemain menjadi contoh ketahanan yang dapat dicapai organisasi melalui strategi manajemen krisis yang matang. Kasus ini memberikan pelajaran penting, terutama tentang pentingnya menyelaraskan pesan pemasaran dengan realisasi produk serta memprioritaskan kepercayaan pemangku kepentingan di masa-masa sulit.

Kesimpulan

Pengalaman Hello Games menghadapi krisis peluncuran No Man's Sky memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan di industri kreatif. Kemampuan untuk merespons kritik, memperbaiki produk, dan membangun kembali kepercayaan publik adalah elemen penting dalam manajemen krisis. Dengan pendekatan yang tepat, sebuah perusahaan dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk berkembang lebih baik.

 Daftar Pustaka
Anom, E. (2008). Komunikasi Krisis dan Strategi Manajemen Isu. Jurnal Komunikologi, 5(2).

Prayudi. (2007). Manajemen Isu dan Tantangan Masa Depan: Pendekatan Public Relations. Ilmu Komunikasi, 25-39.

Rohayati. (2018). Strategi dan Tahapan Manajemen Krisis dalam Kajian Public Relations:

Sebuah Tinjauan dalam Perspektif Islam. Jurnal Pemikiran Islam, 42(1).

Salas, J., Shanahan, D. E., & Gonzalez, G. (2019). Strategies for Managing In The Age of

Boycotts Are Boycotts Prone to Factors That May Make Them Ineffective?.

Journal Advancing Business Practice, 22(3).

Anggito, & Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV. Jejak. Anwar, M. (2018)

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta: Prenadamedia.

Riadi, M. (2021, September 14). Manajemen Krisis (Pengertian, Jenis, Tahapan dan Penanganan). Retrieved from Kajianpustaka.com: https://www.kajianpustaka.com/2020/04/manajemen-krisis-pengertian-jenis-tahapan-dan-penanganan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun