Mohon tunggu...
Audry pinkan
Audry pinkan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis baru

Pengajar yang menikmati membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Late (One Shot)

22 April 2021   20:12 Diperbarui: 22 April 2021   20:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Keluarga ibu Sandy?" tanya seseorang.
Aku menengok dan melihat dokter yang bertanggung jawab atas Sandy. Aku segera berdiri dan menghampirinya.

 "Bagaimana keadaan Sandy dok?"


Dokter itu menatap ku sedih. "Kami telah berusaha semampunya. Namun pendarahan yang dialami ibu Sandy sangat parah... " dokter itu tidak dapat melanjutkan perkataannya.


"Jadi?" tanya ku.


"Maaf kami tidak dapat menolongnya." Ujarnya sambil menunduk.


Aku terjatuh ke lantai, kaki ku tidak kuat untuk berdiri. Sandy sudah pergi, Sandy meninggalkan ku, Sandy sudah tidak ada. Aku tidak dapat melihat senyumnya lagi, aku tidak dapat mendengar tawanya lagi, aku tidak dapat merasakan pelukannya lagi. Aku seorang pembunuh, aku yang menyebabkan kecelakaan Sandy, aku membunuhnya. 

Tidak aku tidak hanya membunuhnya, aku juga membunuh bayi kami. Ternyata Sandy sedang mengandung, dia mengandung anak kami dan aku malah membunuhnya. Dia ingin memberikan berita bahagia ini tapi aku malah ingin meninggalkannya.


Hati ku tersa sakit, aku tidak pernah merasakan sesakit ini, air mata tidak berhenti mengalir di pipi ku. Rasa penyesalan tidak cukup. Sandy dan anak ku tidak akan kembali. Aku bereriak sekencangnya. Aku bodoh seungguh bodoh. Karena nafsu ku aku kehilangan segalanya, karena sedikit godaan, aku kehilangan dunia ku.


Sandy dan anak ku..... maafkan aku........ lalu gelap.

Finish

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun