Mohon tunggu...
Audrey Verina
Audrey Verina Mohon Tunggu... -

I'm an ordinary girl with extraordinary dreams :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Sang Bintang

17 Desember 2010   16:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Bintang.. ,” panggilku ragu-ragu.

“Ya? Ada apa?,”

“Apakah kamu bahagia menjadi dirimu?,” pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku.

“Aku? Tentu saja aku bahagia.. Kenapa kamu bertanya seperti itu?,”

“Sebab… Terkadang aku merasa aku tidak ingin menjadi diriku.. Aku ingin menjadi sesuatu yang lain.. Sesuatu yang lebih cantik, lebih indah, lebih baik, lebih segala-galanya dari diriku yang sekarang.. Aku ingin menjadi lebih dari sekedar burung hantu..,”

Sang Bintang hanya tersenyum, memandangku. Sang Bintang mendekati wajahku, dan mengecup pipiku dengan lembut, sangat lembut.

Hatiku tak menentu saat itu. Apakah semua ini salah ataukah….. Aku tidak tahu, dan mungkin takkan pernah tahu. Yang aku tahu, aku tidak ingin kehilangan Sang Bintang saat itu. Aku ingin terus bersamanya. Kurasakan wajahku memerah. Sang Bintang tersenyum, lagi.

“Kamu lucu saat wajahmu memerah, kamu tahu itu?,” katanya sambil tersenyum, dan masih memandangiku penuh arti.

“Apa maksudmu mengecupku tiba-tiba?,” tanyaku, marah, tapi tak dapat juga kusembunyikan perasaan senangku.Aku bertanya, marah, tetapi sambil tersenyum.

“Aku mencintaimu,” katanya, “Aku tak ingin kehilangan dirimu. Kamu adalah kamu, dan takkan ada yang dapat menggantikan kamu dalam hidupku. Aku tak peduli kalau kamu seekor burung hantu. Walau mungkin para manusia sering menganggapmu menakutkan, tapi bagiku, kamu tidak menakutkan. Kamu berbeda. Aku ingin kamu tetap seperti ini, menjadi burung hantu yang kukenal. Burung hantu yang kucintai.”

“Tapi, apakah-,” aku tak lagi melanjutkan pertanyaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun