“Baiklah, kita kembali ke topik tadi,” aku melanjutkan, “Lalu, kenapa setiap orang akan selalu berpasangan?”
“Karena, saat seorang mempunyai kekurangan, pasangannya akan mengisi kekurangan itu sehingga kekurangan itu akan menjadi kelebihan. Setiap pasangan tidak harus memiliki persamaan. Justru, dengan adanya perbedaan, setiap pasangan dapat saling mengisi. Dan pada akhirnya, akan terbentuk suatu hubungan yang indah,”
“Jadi, seperti puzzle? Setiap potongan tak ada yang sempurna, tetapi setelah semua potongan telah dipasang, akan terbentuk sebuah gambar yang indah, benar?,”
“Benar sekali, burung hantu kecilku….,”
Aku tersenyum memandangnya. Sang Bintang pun mendekapku ke dalam pelukannya.
Hoaaam…Aku mengantuk. Hari sudah mulai terang.
“Tidurlah.. Aku juga harus kembali,” katanya lembut.
“Apakah kamu tidak akan menemani aku di sini?,”
“Tidak, aku tidak bisa terus berada di sini. Pagi dan siang hari adalah waktu kekuasaan Sang Mentari. Sedangkan aku hanya diutus untuk menemani Sang Bulan,”
Aku kecewa, kenapa Sang Bintang tidak dapat menemaniku di sini? Katanya dia mencintaiku?
“Tapi,” sambungnya, “Tenanglah. Saat aku tidak ada di sini, dan walaupun kamu tidak dapat melihatku, ketahuilah dan percayalah, kalau aku akan terus mengamatimu dari atas langit. Aku tak pernah beranjak dari tempatku. Aku akan tetap menjagamu. Aku sudah mengatakannya, aku akan menjagamu selamanya.”
Kata-kata Sang Bintang sungguh menentramkan hatiku. Entah kenapa, aku percaya semua yang baru saja dikatakannya. Aku mengangguk.