"Sorry guys kalau gue telat, abang gue nyetir mobil lama banget," kata Louisa kepada teman-temannya yang akan meriasnya.
"Nggak, Sa, santai aja masih lama," sahut Jasmine.
Setelah dirias selama kurang lebih satu jam, akhirnya Louisa siap. Ia tampak cantik dengan pakaian adat Bali warna merah muda dan selendang yang terlingkar di pinggangnya.
"Gila, cakep banget lo kalau penampilannya anggun begitu, hahahaha," puji Xavier dengan sedikit meledek.
"Apa sih lo? Gue ni lagi grogi, takut ntar lupa gerakan di panggung," jawab Louisa.
"Yaudah sih, paling juga orang-orang cuma ngetawain lo kalau salah gerakan, hahaha," ejek Xavier.
"Diem deh lo," jawab Louisa dengan nada galak.
Waktu sudah menunjukkan tengah hari. Matahari bersinar tepat di atas kepala. Dan... inilah saatnya penampilan dari kelas Louisa. Rasa takut, grogi, dan cemas muncul tiba-tiba dalam diri Louisa, apalagi ketika ia melihat segerombolan para penonton. Pipi Louisa menjadi merah merona dan dirinya terus menggigit bibir bawahnya untuk mengusir demam panggungnya.
"Xav, gue nervous banget sumpah," kata Louisa ke Xavier sebelum ia akan menaiki panggung.
"Udah nggak apa-apa! Tenang. Tarik napas pelan-pelan. Lo pasti bisa!" kata Xavier untuk menenangkan Louisa.
Seling beberapa menit kemudian Louisa naik ke atas panggung menarikan tarian pendek Bali di depan ratusan penonton. Louisa sukses membuat penonton melontarkan teriakan dan tepuk tangan kepada tarian yang dibawakannya.