Tetaplah engkau disini, jangan datang lalu kau pergi...
Sayup-sayup terdengar lantunan lagu Pelangi—HIVI! keluar dari headphone yang terpasang di kedua telinga Louisa.
"Kenapa sih lo? Dari kemarin lesu banget tiap berangkat sekolah," tanya Rio, kakak Louisa yang sedari tadi memperhatikan adiknya melalui kaca mobil.
"Nggak ada Bang, gue cuma lagi capek aja," jawab Louisa dengan nada bicara yang sepertinya tidak ada semangat sama sekali.
"Oh...karena latihan buat P5? Yaelah emang secapek apa sih lo? Masih capek juga gue ngerjain skripsi empat hari empat malam nggak tidur sama sekali," sahut Rio dengan nada menyepelekan.
Mendengar hal itu, Louisa menjadi sedikit sebal. Tapi dia tetap diam, untuk berbicara pun malas. Kalau boleh jujur, Ia sangat tidak suka ketika kakaknya mengadu nasib dengannya. Menurutnya, setiap orang punya kemampuan sendiri-sendiri. Dan bagi dia, projek P5 ini sangat melelahkan. Apalagi, temannya yang menjadi koreografer dan mengatur gerakan tarinya sering berubah-ubah pikiran yang membuatnya bingung. Ya... Louisa akan menampilkan tarian Bali saat gelar karya P5 nanti.
*Louisa tiba di sekolah pukul 6.15
Louisa berjalan menuju kelas tiada rasa semangat. Hari ini jadwalnya di sekolah dari jam pertama hingga terakhir adalah P5. Tadi pagi saat bangun, rasanya badannya tidak ingin terlepas dari kasurnya yang nyaman bagikan surga.
"Kenapa sih? Udah lemes aja lo pagi-pagi," tanya Xavier, sahabat laki-laki Louisa.
"Haduh...gue tuh males banget sama P5. Bisa nggak sih P5 di skip aja? Gue tuh capek banget sumpah," jawab Louisa.
"Iya sabar ya, bentar lagi udah pentas kok! Kalau lo semangat besok gue turutin apa yang lo mau. Apa aja deh," sahabat laki-laki Louisa tersebut menyemangati.
"Tapi gue tuh capek, Xav, dari kemarin itu si Marcia pengennya harus yang perfect banget. Tiap detik gonta-ganti gerakan terus. Tiap detik harus begini, begitu. Lo kan tahu gue ini memang bukan penari. Kalo mau yang luwes yaudah jangan pilih gue," keluh Louisa.