Uni Nun : Kau pikirkan lagi? (diam sejenak menatap Har) "Apa perlunya? Semua sudah sewajarnya bukan?  (menghadap kea rah gunung)
Har : Apa?
Uni Nun : Kau memikirkan aku kan?
Har : Tidak setepat itu benar. Aku memikirkan apa yang hendak kulakukan.
Uni Nun : Untuk apa? (dengan nada tinggi)
Har : Untukmu. (dengan nada yang lebih tinggi)
Uni Nun : Sia-sia saja, tiada guna. (nada rendah kemudian tersenyum)
Har : Mengapa kau tersenyum? Adakah kataku yang menyakitimu? Lagi?
Uni Nun : Mungkinkah orang seperti aku ini dapat berbuat sesuatu?
Har : Pasti. Kau adalah patriot wanita dan tentu kau pasti dapat berbuat sesuatu.
Uni Nun : Itu dulu, Har. Sekarang? (menatap Har) Tidakkah kau lihat kedua tanganku kini?