Pemilu 2024 di Indonesia menghasilkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Salah satu program unggulan mereka, "Makan Bergizi Gratis", bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak-anak, dengan menyediakan makan siang dan susu gratis.Â
Program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka stunting, mengatasi kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui pemberdayaan UMKM di sektor pangan.
 Namun, seiring dengan tujuannya yang mulia, program ini mengalami berbagai perubahan konsep yang memicu kebingungan di masyarakat, termasuk pengurangan anggaran dan perubahan menu, yang mencerminkan kurangnya perencanaan yang matang.
 Di sisi lain, meskipun program ini memiliki potensi besar untuk memperbaiki gizi masyarakat dan mendukung ekonomi lokal, pelaksanaannya menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pengelolaan anggaran yang sangat besar dan risiko korupsi dalam proses pengadaan serta distribusi makanan.Â
Perbedaan kondisi wilayah di Indonesia juga membuat program ini sulit diterapkan secara seragam, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).Â
Untuk memastikan keberhasilan program ini, dibutuhkan pengawasan yang ketat, transparansi anggaran, serta pengelolaan yang sistematis dan terintegrasi, agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan dan mencegah penyalahgunaan dana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H