Mohon tunggu...
BULAN SEPOTONG
BULAN SEPOTONG Mohon Tunggu... Administrasi - BULAN SEPOTONG

Malam tak pernah dusta pada pagi, karena pagi selalu menepati janji.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Menyongsong Hari Kartini

16 April 2015   15:16 Diperbarui: 16 Agustus 2017   08:57 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan yang sudah ngos-ngosan jadi marah – disambaranya  konde penjual konde bersamaan. Jadilah pertarungan perebutan konde – tak peduli setan

Masing –masing berebut benda keramat itu, apa pun resikonya – tak peduli setan – Besok sudah tak berguna lagi – Harus hari ini – Seorang anak kecil melongo sambil bertanya, Mengapa harus hari ini?

Coba lihat di almanak ---- Oya Hari ini tanggal 21 April ....

Pantas saja -------------------------------------------------------------------------------

3.eMa-ku Bernama Kartini 

sungguh bangganya ia menyandang nama itu: waktu bapakku melamarnya dulu ia memang gadis cantik yang pintar tak sembarangan laki-laki mendekatnya – harus pintar dan gagah eMa-ku baru melayaninya tapi dengan seribu jurus rayuan gombal, bapakku berhasil memperisterinya

“aku terima nikahnya dan kawinnya Kartini binti Suryo dengan maskawin seperangkat alat gamelan beserta selendang tari – tunai”

resmilah waktu itu mereka menjadi suami isteri

eMa-ku bernama Kartini karena sudah menikah ia tak lagi dipanggil Kartini, tapi ibu Hendro – karena bapakku bernama Hendro Prayogo

sejak saat itu tak ada lagi rasa bangga eMa-ku dengan namanya keseharian ia menagisi kebodohannya mengapa aku mau saja dikawini si Hendro dia itu laki-laki bodoh dan jelek untung benar si Hendro, namanya tersanding dengan nama besarku- Kartini

Eh, rupanya eMa-ku juga bodoh, tak belajar sejarah ia tak akan ada nama besar eMa-ku kalau tak ada RA. Kartini yang cerdik cendikia dulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun