Mohon tunggu...
ALE
ALE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance content creator

Seseorang yang gemar membaca cerita fiksi dan memilik bakat dalam dunia desain serta menulis artikel dan cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan Tanpa Cahaya

16 September 2023   10:36 Diperbarui: 16 September 2023   10:39 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto dari kibrispdr.org

Aku yakin pernyataan mengakhiri hubungan bukan dari lubuk hatinya. Aku semuringah saat kakinya melangkah ke arahku, dia berjongkok lalu mengelus pipiku dan mengusap air mataku.

Kita saling hening. Tangannya yang lembut seharusnya aku merasa tenang, namun kali ini berbeda, bahkan aku tidak bisa menutup mata untuk merasakan kedamaian karena hatiku terus memberontak.

Cahaya kembali berdiri dia pergi tanpa berpamitan meninggalkanku yang sedang menatap punggungnya.

Sekarang Bulan tak memiliki Cahayanya.

Apakah Bulan akan bisa tanpa Cahaya setelah perjalanan yang mereka lewati bersama?

Apakah Cahaya akan kembali kepadanya karena janji yang pernah mereka buat?

Atau, apakah ini yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Cahaya pergi sambil menangis tanpa suara, dia juga merasakan sesak dan merutuki diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun