Mohon tunggu...
ALE
ALE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance content creator

Seseorang yang gemar membaca cerita fiksi dan memilik bakat dalam dunia desain serta menulis artikel dan cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pine Tree

11 September 2023   12:01 Diperbarui: 11 September 2023   14:05 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari Marta Dzedyshko

Saat musim dingin menyelimuti Negeri ginseng ada seorang wanita yang sedang berjalan sambil bersenandung ria.

dia sesekali menyapa beberapa orang yang juga sedang lalu lalang, gadis itu sangat ramah. "Permisi bibi." Ujarnya sambil membungkuk.

Begitulah, kira-kira sapaan yang dia ucapkan, tak peduli dijawab dengan senyum atau terabaikan.

Ketika berada di halte bus, maniknya menangkap sosok manusia yang dikenal. dia mengambil kacamata untuk memastikan sesuatu.

"Wang Celine." Teriak seorang wanita yang merupakan teman akrabnya.

"Bisa ga si, kalem dikit? dilihatin banyak orang tu!" Tegur Celine namun temannya hanya terkekeh

Oh iya, Celine merupakan keturunan cina, dia lahir di Tiongkok pada tahun 2000. Tinggal di Seoul untuk melanjutkan studi dan cita-cita menjadi idol di negara tersebut.

Dia tidak peduli tentang masalah antara dua negara itu, lagian masih banyak yang mengadu nasib bahkan sukses mejadi idola.

"Kebiasaan, mau ke mana memang?" Tanya temannya yang sudah duduk di samping Celine.

"Ke toko perpustakaan lalu ke toko kue." Ujar Celine.

Temannya hanya mangut kagum, mendengar perpustakaan. Tidak semua orang suka tempat itu, apalagi kegiatan membosankan, bagi pembenci buku.

Tak ada jawaban dari manusia di sampingnya, Celine bertanya sesuatu, "Lo mau ke mana memang?"

"Ga ada sih, tadi habis les piano, di situ." Dia mengarahkan telunjuk ke arah jalan sempit yang tak jauh dari halte.

"Mau ikut ga?" Tawar Celine

Belum sempat membuka suara antara setuju atau tidak, Celine telah menyeret temannya itu untuk masuk ke dalam bus yang telah berhenti di depan mereka.

                                                                                                            ***********

Mereka berada di tempat toko untuk memilih kue yang akan dibeli oleh Celine.

Saking banyak pilihan membuat kedua perempuan itu kebingungan, bahkan bentuk karakter lucu nan menggoda.

"Joanne, bantuin dong." Mohon Celine dengan suara sedikit putus asa.

Joanne mendelik lalu menghela napas. "Tadi, pilih ini atau itu malah ga mau."

"Karakternya Jelek." Ucap Celine sambil manyun.

Jika ada kompetisi sekarang, Shin Joanne bakal jadi pemenang manusia tersabar pada 10 September 2023 11.30 AM KST.

Setelah keliling dari lantai pertama hingga lantai lima, akhirnya mereka mendapatkan kue yang diinginkan.

"Ga sabar kasih kejutan untuk dia, pasti dia suka."

Deg.

Bagaikan tersengat aliran listrik ketika mendengar kata dia yang dilontarkan dari mulut Celine. Joanne tersenyum miris.

Dia mengirim pesan untuk seseorang, "Ga bisa kaya begini, gue ga tega."

Lalu segera menyimpan ponsel ke dalam tas, menatap Celine yang sedari tadi masih menampakkan wajah berbinar.

Perasaan aneh menyelimuti hati mungil ketika berhadapan dengan raut senang Celine, dia pun mengalihkan pandangan ke arah depan.

Joanne menarik napas perlahan, menetralkan suara dan berujar untuk menanyakan sesuatu,

"mengapa mau kasih kue ke-dia?" Namun sangat sial, dia gagal untuk menstabilkan suara supaya tidak gugup.

Dengan senyum palsu di akhir kalimat supaya tidak ketahuan, Joanne menggerutu diri sendiri.

Jika berpikir Celine tidak tanggap salah besar, dia sadar mendengar Joanne sedikit tersendat, tetapi tak ingin ambil pusing.

"Gue kan besok mau empat tahun, kok lo lupa?" Ujar Celine, keheranan.

Bukan karena mendengar tutur gelisah dari temannya tetapi karena mereka udah lama kenal, masa Joanne lupa.

Bahkan saksi percintaan mereka adalah Joanne.

Joanne terdiam membisu, benaknya sibuk memikir sesuatu. Suasana menjadi hening, dia tak tahu harus bagaimana.

Biarkan saja, untuk kali ini sebelum semua terbongkar.

*********

Di malam yang dingin, angin menusuk tulang, dan Celine merindukan kehangatan rengkuhan seseorang. Meskipun dia telah dianggap dewasa oleh banyak orang, dunia masih terasa begitu dingin baginya.

Merindukan pujaan yang telah kekosongan hati selama hampir empat tahun, suka dan duka dilalui.

Celine tak sabar, memberi kejutan, dia mengirim pesan singkat, "Besok kamu sibuk ga, tolong luangkan waktu sebentar!

dia menunggu balasan sambil membuka beberapa media sosial, bahkan sampai jenuh karena hanya gulir beranda saja.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 10.30 PM, Celine menghentikan aktivitas dari ponsel lalu membasuh wajah ke toilet.

Dia merebahkan diri di atas kasur untuk tidur, namun entah mengapa netra itu tak bisa terpejam, padahal rasa kantuk sudah datang.

"Oke, pejam mata dan segera tidur!" Ucapnya kepada diri sendiri.

Kringggggg

"Hoammm"

Celine bangkit dari tempat tidur, segera membersihkan kasur. Setelah semua bersih dia berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh seluruh anggota tubuh.

Seorang wanita cantik yang berdiri di depan cermin menggunakan pakaian atas bewarna merah jambu, hiasan rambut menggunakan kupluk warna senada, serta rok dengan warna abu.

"Cantik sangat lo Cel." Jiwa narsis keluar.

"Tinggal kasih lip tint dah kelar." Sambungnya.

dia mengambil tas dan handphone karena benda itu tak bisa ditinggalkan, sangat penting.

Musim dingin masih menyelimuti kota, Celine tak lupa membawa jaket untuk mengurangi rasa dingin yang menusuk.

********

Mobil bewarna biru melaju membelah jalannya kota Seoul, hanya kecepatan biasa karena tak ingin melebihi, keselamatan lebih utama.

Ngomong-ngomong musim dingin bukan karena salju tetapi masa penghabisan, jadi suasana dingin masih terasa, makanya kendaraan masih bisa berlalu lalang.

Jika salju, mungkin akan lebih sulit untuk berkemudi apalagi masih dalam keadaan tebal, bisa terjadi kecelakaan jika nekat.

Tetapi bagi yang berani tanpa rasa takut terhadap tantangan mereka tak akan peduli, namun apakah ada yang sanggup berkemudi di atas jalanan bersalju licin?

Di dalam mobil menghilangkan rasa bosan akibat macet, Celine menyalakan musik, dia memiliki banyak playlist. K-Pop, Western, C-Pop bahkan lagu dari negara yang memiliki beribu pulau pun juga ada.

Jangan heran, sekarang zaman sudah modern, semua musik bisa kita nikmati melalui sosial media, dan penyanyi Indonesia juga telah sukses hingga sampai berbagai Negara.

Playlist memutar lagu dari Boy grup legendaris dengan masa promosi sekitar 1.5 tahun, dalam kontrak memang seperti itu.

Meskipun hanya sebentar, mereka berhasil membuat gempar karena karya yang sering masuk urutan tiga besar.

Terdengar ringtone telepon genggam, dia segera menekan tombol hijau. "Halo."

".........."

"Gue di jalan menuju apart doi."

"..........."

"Ngapain memang, ga bisa nanti saja?"

"........"

"Hmm oke deh"


*********

Dia berhenti di suatu tempat sesuai keinginan yang menelpon tadi, Celine membuka jendela mobil setelah mematikan mesin.

Tak menunggu waktu lama, orang itu datang lalu masuk ke dalam mobil berada di samping pengemudi, namun dia keluar lagi.

Alis Celine bertaut, tercengang melihat tingkah sang sahabat, apalagi diseret keluar dan duduk di bangku sebelah. "Gue yang nyetir." Imbuhnya

Celine pasrah, lagian membantah percuma, Joanne jika telah berkutik tak bisa digubris, lebih baik mangut setuju.

"Lah, kok ke sini?" Tanya Celine.

"Udah turun saja." Joanne turun terlebih dahulu dan diikuti oleh Celine.

"Joan, ini kan," Celine menggigit bibir sendiri ketika memori masa lalu yang memilukan terbayang. Kakinya mendadak seperti Jeli, dia terduduk di atas rumput hijau.

Joanne menatap sendu, hatinya juga tersayat melihat sahabat melamun tak tentu arah. Joanne tahu hal ini akan terjadi, tetapi dia tak bisa selalu menutupi semua ini. Bagaimanapun Celine harus bangkit.

Kilas Balik

Saat musim semi, ada seseorang yang baru saja pulang dari tempat les, dia menunggu jemputan namun sudah satu jam tak kunjung hadir.

Rasa kecewa namun tetep berpikir positif, mungkin sangat sibuk sehingga tak sempat memberi kabar. Celine pun pulang menaiki taksi.

Ketika dia berkunjung ke suatu tempat, maniknya bertabrakan dengan dua manusia yang sedang bercumbu. Dia mengenal salah satu di antara mereka.

Langkah kaki menghampiri dua sejoli tersebut, Celine berdehem dan menepuk pundak yang dikenal, "Heem, permisi."

Yang sedang berciuman terperanjat segera melepaskan tautan. Diantaranya melotot saat Celine tersenyum ramah.

"Cel, ini gak seperti yang kamu pikirkan." Lirih orang itu.

Celine tersenyum paksa, siapa pun melihat itu akan merasa iba, menahan rasa sakit dengan senyuman palsu. Dia bertanya, "memang gue mikirin apa?"

"Oh nama lo siapa?" Tanya Celine kepada seseorang yang dari tadi enggan membuka suara.

"Park Naeun" Jawabnya.

"Lo berdua kalau mau bercumbu dan bercinta atau ntah apalah,  cari tempat lain dah, lihat nih ada larangan karena ini banyak anak di bawah umur" Celoteh Celine sambil menunjuk palang yang bergambar larangan.

Mereka mengikuti arah jemari Celine tanpa menjawab karena merasa malu sudah tertangkap basah.

Celine menatap tajam orang yang di hadapannya, "Kak, tahu ga gue nungguin berapa lama, gue kirain sibuk sama urusan kantor ternyata malah kencan sama yang lain."

"Salah gue apa kak, pernah ga si gue nuntut ini dan itu, saat lo bilang ga suka merayakan monthversarry saat itu seratus hari, gue terima."

"Waktu kita satu tahun, gue tetep sabar ketika lo bilang ga enak badan, mau istirahat padahal gue udah mempersiapkan kejutan untuk kita."

Celine tertawa miris, "Pernah ga si, lo menghargai gue itu ada dalam hidup lo?"

Ekor matanya melirik Naeun yang menunduk tanah, dia menggeleng saat melihat tangan mereka bertautan.

"Kak, kalau lo ga cinta sama gue, lebih baik kita berhenti ya, cukup gue jadi orang tolol yang selalu memaafkan perbuatan lo dan selalu sabar meskipun ga pernah dihargai." Celine runtuh air matanya keluar sendiri.

Ketika seseorang hendak menghapus air mata, dia menepis tangan itu. "Jangan sentuh gue, setelah tangan itu lo pake untuk orang lain. Makasih banyak kak, setidaknya untuk tahun ke dua gue pernah mendengar kata happy anniversary dari lo, walaupun setelah itu lo menghilang."

Dia mengambil cincin yang disematkan ke jemari telunjuk, "Tunangan kita batal ya, nanti gue bilang keluarga, dan hubungan kalian ga akan gue gubris kok." Cincin itu dia lempar ke dalam sungai.

Dia pergi sambil menangis, tak peduli banyak saksi mata menatap sendu, Celine berteriak di dalam mobil tak sengaja menekan tombol klakson, menjadi bising.

Saat perjalanan tak fokus dia mengalami kecelakaan sehingga dilarikan ke rumah sakit, dinyatakan koma.

Mantan kekasihnya dihantui rasa bersalah, pekerjaan yang terbengkalai, Naeun yang hanya ingin harta juga meninggalkan dia.

MASA SEKARANG

"Cel, tolong jangan benci mantan lo ya!" Perintah Joanne.

"Gue ga benci hanya kecewa, gue mau bertemu dia deh, ingin selesaikan semuanya."

"Ayo, gue anterin ke tempat dia."

Mereka segera beranjak dari taman tersebut, Joanne menyetir ke tempat mantan kekasih Celine. Celine bingung, mengapa mobil berhenti di sini

Tempat istirahat terakhir umat manusia jika masa di dunia telah habis. "Loh kok ke sini?"

Joanne tak menjawab, dia hanya menuntun Celine supaya mengikutinya. Mereka berhenti di makam yang ada ukuran nama mantan ke kasih Celine.

Celine menggeleng kepala, bergumam kata "tak mungkin." Dia berjongkok mengucapkan kata maaf. 

Joanne merangkul pundak sahabatnya dan air mata ikut menetes. Dia mengambil suatu di dalam kantung baju lalu memberikan ke-Celine.

Celine membuka surat itu

"Halo sayangku, ini aku kekasih mu, tetapi masih pantas tidak, karena hatimu telah hancur berulang kali.

Aku tahu kamu orang kuat, sangat benci memperlihatkan sisi lemah mu di saat semuanya menjadi kasar.

Bahkan saat aku berbuat semena, malah kamu tetep sabar dan ga ada rasa benci.

Sayang maaf jika aku tak dewasa, egois terhadap diri sendiri dan menyiakan berlian sepertimu.

Percaya ga, aku selalu rindu rengkuhan mu dikala angin dingin menusuk kulit, meskipun begitu aku tetap sadar diri.

Maafkan diriku yang ga pernah menghargai mu, saat melihat mu menyerah atas cinta kita, aku ga pantas mendapat kecewa.

Karena yang mulai perkara itu aku, sayang aku mencintaimu dari dahulu hingga sekarang.

Tolong jangan terluka lagi, kamu harus bahagia dengan pilihanmu. Aku ada sesuatu untuk kamu, nanti coba kamu tanyakan kepada Joanne.


Dia yang tahu segalanya.

Lee Hwidee

Joanne pun menjelaskan sesuatu kepada Celine, tentang yang terjadi pada mantan tunangannya itu, dia sebenarnya merasa bersalah telah menutupi hal ini sangat lama.

Joanne melarang Celine untuk membenci orang itu karena dia tahu alasan Lee berbuat semena, Hwidee sengaja membuat Celine membenci dirinya agar dia bisa pergi dengan tenang. Meskipun Joanne menentang keputusan gila pura-pura mencintai orang lain.

Celine terkejut, mengapa dia tak tahu jika saat itu kekasihnya menderita, bahkan kejutan perayaan hari jadi sebenarnya ada.

Hwidee telah membeli bibit pohon pinus dan menanamkan di suatu tempat atas nama dia dan Celine sejak beberapa tahun yang lalu.

"Aku mencintaimu, kata-kata yang bahkan tak sanggup ku katakan"

"Aku akan merawat Pine Tree yang mirip cintamu untukku."

"Selamat beristirahat dengan tenang, kamu ga akan merasakan sakit itu lagi."

End

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun