mengikat janji suci setelah keduanya menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Air mata Arini semakin deras membasahi pipinya yang lembut. Di antara tumpukan foto itu, ada
satu yang membuat hatinya semakin pedih. Foto dirinya bersama Santi, sahabat setianya, dan
Damar saat mereka masih remaja. Dalam foto itu, Santi memeluk mereka berdua erat-erat,
ketiganya tampak begitu bahagia. Santi adalah sahabat terdekatnya sejak SMP. Mereka telah
berbagi suka duka sejak kecil. Santi juga tahu betul bahwa Arini dan Damar saling mencintai
sejak dulu. Santi selalu mendukung hubungan mereka. Namun, mengapa kini semuanya terasa
begitu rumit? Mengapa Damar bisa berubah menjadi sosok yang begitu kejam dan penuh
kecemburuan? Arini tak pernah membayangkan bahwa kisah cinta indahnya akan berakhir
dengan penderitaan seperti ini. Ia menatap foto itu dalam-dalam sekali lagi, kemudian
mengambil buku diary kesayangannya dari laci meja rias.