"Iya sama-sama. Sini aku pakein".
"Oh iya makasih"Â
Ga kerasa, beberapa bulan berlalu. Aku dapatkan senyuman dan kebahagiaan hanya disekolah berkumpul tertawa bersama teman-teman. Semakin dekat kita menjadi seorang sahabat. Suatu hari.
Dingdong ber pulang sekolah menyala. Tiba-tiba Ayah menelpon.
"Nak, Ayah jemput ya biar sekalian. Kamu udah pulangkan jam segini?"
"Oh iya hallo Ayah, maaf yah sinyalnya jelek, hallo ayah yah"
Tit..tit..tit..
"Hallo nak".Â
Maaf Ayah, aku ga berani buat pulang bareng Ayah. Hmm, ko mataku berair ya. Zea dengan santainya itu nangis bukan berair. Aku nangis ya, oalah.Â
"Zea aku duluan ya"
"Bareng aja, kamu kenapa"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!