Mohon tunggu...
Sosbud

Kewirausahaan Sosial sebagai Solusi dari Masalah Sosial

26 Januari 2019   08:49 Diperbarui: 6 Juli 2021   07:26 2280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kewirausahaan Sosial sebagai Solusi dari Masalah Sosial (unsplash/sigmund)

Karena dengan memiliki mental PS kita akan terus berkembang dari orang lain. Kita melihat sebuah masalah itu sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih dari pada yang orang lain tidak kerjakan. Berbeda dengan seseorang yang bermental Powerless Objek, dia akan melihat sebuah masalah sebagai suatu beban yang tidak dapat dia lalui.

The orange economy adalah sebutan lain untuk ekonomi kreatif. Kenapa harus ekonomi kreatif? Karena ekonomi kreatif adalah ekonomi yang tidak memanfaatkan sumber daya tangible aset (berwujud) seperti minyak, batu bara, tembaga, dll. Melainkan, ekonomi yang memanfaatkan intangible aset (tidak berwujud) seperti produk kreatif dan jasa kreatif (Design, periklanan, Film, Seni, Konsultasi, dll). 

Karena sumber daya tangible yang lama-kelamaan akan habis dan tidak dapat diperbarui, maka dari itu dibutuhkan sebuah kreativitas dan inovasi yang harus memaksimalkan segala potensi positif yang kita miliki untuk memperlihatkan kemampuan kita kepada orang lain. 

Terutama nanti pada saat Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlaku di Indonesia, kita sebagai entrepreuneur bukan hanya pasar lokal yang dapat dikuasai, tetapi pasar internasional se-ASEAN pun kita dituntut untuk dapat juga menguasainya. Maka dari itu, maksimalkan potensi yang kita miliki, berfikir positif (law of attraction), dan ciptakanlah sebuah mahakarya yang terbaik untuk Indonesia yang lebih baik.

Sebagai seorang entreperuneur kita juga sebaiknya menguasai beberapa skill, yaitu :

  • Creating
  • Evaluating
  • Analysing
  • Applying
  • Understanding
  • Remembering

Seorang entrepereuneur yang akan menghadapi M.E.A. dengan memiliki kemampuan dalam Applying, Understanding, dan Remembering saja tidak lah cukup. Hal ini dikarenakan karena level dimana yang semua orang bisa dapatkan, atau yang bisa kita sebut dengan kemampuan hardskill. 

Justru seorang entereperuneur juga harus memiliki kemampuan Creating, Evaluating, dan Analysing. Karena kemampuan ini tidak semua orang berkesempatan memilikinya, dibutuhkan pengalaman untuk mendapatkannya (softskill). 

Semakin banyak ilmu dan pengalamannya, maka kemampuan dalam memanajemennya pun akan naik ke atas hingga ia memiliki sebuah ide yang kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik sehingga dapat menjadi inovasi terkini.

Setelah munculnya inovasi, maka perlunya sebuah marketing yang handal. Teknik marketing yang biasa digunakan adalah teknik marketing 1.0, teknik marketing 2.0, teknik marketing 3.0.

  • Teknik marketing fisik (1.0) : memperbanyak produksi barang dan dijualkan kemana. Hal ini karena masih lemahnya persaingan antar pedagang
  • Teknik marketing fisik dan emosional (2.0) : mulai mempertimbangkan apa kemauan pelanggan (dilakukannya survei terhadap masyarakat tentang barang apa saja yang diinginkan pelanggan)
  • Tekinik marketing fisik, emosional, dan spiritual : pelanggan mulai menggunakan edukasi terhadap barang apa yang hendak akan dibeli. (apakah barangnya halal/tidak halal, memiliki pengaruh terhadap pencemaran di lingkungan sekitar, dll)

Kewirausahaan sosial meliputi dua hal, yaitu mindset dan method. Bagian dari mindset ada presupotion (merangkai posisi) dan Ethos. Kemudian ethos dibagi lagi menjadi adversity quotionent (kecerdasan dan kegigihan) dan resilence (pegas). Adversity qutionent yang di dalamnya terdapat, yaitu :

  • Quiter yaitu seseorang yang sudah menyerah sebelum berperang, melihat sebuah tantangan sebagai beban. (never wins)
  • Camper yaitu ia mau mencoba menghadapi tantangan itu, tetapi saat di pertengahan jalan mengalami keraguan, apakah ia bisa mendaki ke atas atau kah hanya sebatas ini saja? (memilih untuk kembali)
  • Winner yaitu orang yang berhasil melalui berbagai tantangan dan cobaan yang membuat ia dapat sampai di puncak kesuksesan.

Resilence adalah sikap yang tahan banting terhadap berbagai cobaan dan tantangan yang dilalui. Orang yang memiliki sikap ini haruslah menjadi sorang yang powerfull subjek. Karena jika ia gagal, maka kemampuan untuk bangkit kembali di dalam dirinya akan lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun