Ada juga kisah yang sangat inspiratif, kisah ini saya dapatkan setelah membaca buku yang saya dapatkan ketika membereskan tumpukan buku-buku yang berantakan di rumah. Buku tersebut berjudul "Bank Kaum Miskin; kisah Yunus dan Gramenn bank memerangi kemiskinan". Muhammad Yunus hanyalah satu dari sekian banyaknya tokoh yang bergerak di bidang social entrepreuneurship di Dunia.Â
Beliau adalah seorang dekan Fakultas Ekonomi di Chittagong University. Yunus mulai gerah melihat banyak orang di luar sana yang mengalami kemiskinan. Kelaparan terjadi di berbagai seluk-beluk Bangladesh. Jika universitas adalah gudang pengetahuan, maka sebagian pengetahuan itu harus harus dimanfaatkan untuk komunitas sekitarnya.Â
Sebagai seorang dekan, Yunus pun mulai gundah kembali, kenapa banyak para teoritis ekonom yang brilian merasa tidak layak membuang waktunya untuk membahas masalah-masalah kemiskinan dan busung lapar.Â
Padahal realita yang terjadi di masyarakat Bangladesh saat itu sedang dalam krisis perekonomian. Kelaparan berkepanjangan pun terjadi pada tahun 1974. Kemudian Yunus dan beberapa mahasiswanya melakukan sebuah riset di Desa Jobra.Â
Hasil yang diperoleh sangat mengejutkan, untuk mengatasi kemiskinan 42 keluarga di desa Jobra hanya dengan uang 856 taka (mata uang Bangladesh) atau sebesar AS$27. Disinilah Yunus kembali memutar otaknya untuk menemukan solusi yang terbaik, bagaimana menyelesaikan kemiskinan di Desa Jobra.
Akhirnya, terciptalah sebuah bank peminjaman modal tanpa bunga yang dikenal dengan Gramen Bank. Hikmah dari kisah Muhammad Yunus adalah kita sebagai agent of change harus bisa memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitar kita. Dibutuhkan orang-orang yang unreasonable man yaitu, orang yang bertindak diluar dari kebanyakan orang lakukan. Tumbuhkan juga semangat kewirausahaan sosial, bahkan sejak kita masih muda.
Sama halnya dengan mercusuar, ia akan terus berputar sambil menembakan cahaya lampu disekitar pelabuhan supaya kapal tidak menabrak ke karam. Dengan kita memikirkan berulang-ulang tujuan kita, itu akan menjadi motivasi tersendiri untuk selalu bersemangat mengejar kesuksesan kita.Â
Dan tentunya dalam menjalankan setiap pekerjaan kita harus mengerahkan segala potensi yang kita miliki, supaya hasil yang diberikan dapat menjadi yang terbaik atau mahakarya yang pernah kita ciptakan.
Menurut penelitian, kesuksesan sebuah negara dilihat dari jumlah pengusahanya (David McClaren). Banyak sarjana yang memiliki underemploye bahkan ada yang unemploye. Hal ini bisa saja disebabkan karena pada saaat menjadi mahasiswa, keterampilan softskill yang didapatinya kurang.Â
Maka dari itu, kita harus terus mencari pengalaman softskill yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Apabila hardskill kita baik dan softskillnya pun baik, kelak kita akan dapat menjadi employe yang dapat menguasai berbagai bidang, terutama dalam bidang pekerja sosial.
Dimasa ekonomi modern ini lah yang menjadi tantangan kita untuk terus melangkah ke depan. Apakah nanti kita dapat bersaing dengan usaha pribadi kita atau bekerja pada orang lain? Disinilah kita butuh seseorang yang mempunyai mental Powerfull Subjek (PS), dan bukan hanya menjadi Powerless Objek (PO).Â