Mohon tunggu...
Sosbud

Peran Pekerja Sosial Internasional terhadap Implikasi Konflik Sosial Etnis Rohingya di Myanmar

25 Januari 2019   01:00 Diperbarui: 25 Januari 2019   01:18 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Konflik sosial yang terjadi antara Etnis Rohingnya dengan Etnis Rakhine di Myanmar memiliki implikasi yang dapat dirasakan oleh negara internasional, khususnya negara -- negara yang bertetangga dengan Negara Myanmar di Asia Tenggara maupun Asia Selatan. Dampak yang paling dirasakan adalah meledaknya jumlah pengungsi yang tersebar ke berbagai negara tetangga. Hal ini menjadi fokus utama dalam mengatasi permasalahan kemanusiaan yang dialami oleh Etnis Rohingya yang tidak memiliki identitas kewarganegaraan karena tidak diakui secara konstitusional oleh negaranya sendiri.

Peran lembaga kemanusiaan internasional maupun United Nations Hight Commussioner for Refugees (UNHCR) sebagai lembaga sayap dari PBB memiliki peran vital untuk terus berkomitmen untuk senantiasa saling membantu sama lain dengan permasalahan yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai banyak pihak dalam pelaksanaannya.

ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara juga memiliki tugas untuk mengkaji dan membahas kembali dengan negara -- negara anggotanya untuk menyelesaikan permasalahan pengungsi demi merumuskan solusi terbaik dalam jangka panjang.

Kehadiran pekerja sosial dalam ruang lingkup praktek internasional sangat diharapkan dapat membantu untuk menyelesaikan isu -- isu kesjehateraan sosial yang lainnya, tidak lupa dengan lingkup dimensi daripada praktek pekerja sosial internasional itu sendiri.

Banyak pekerjaan yang harus dilakukan bagi semua elemen terkait dalam mengatasi masalah pengungsi yang sampai dengan hari ini upaya -- upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut masih terus dilakukan oleh berbagai banyak pihak. Semoga cita -- cita untuk hadirnya kehidupan masyarakat yang aman, harmoni dan sejahtera dapat diwujudkan dikemudian hari sebagai suatu kondisi bagi seluruh umat manusia,

Daftar Pustaka

 Alrasyid, M. Harun. 2005. Manajemen Bencana Sosial dan Akar Konflik Sosial. Jurnal Madani edisi 2. Pp. 1 -- 10. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19474&val=1231 (Diakses pada 19 Juni 2018).

Bangun, Budi Hermawan. 2017. Tantangan ASEAN dalam Melakukan Penanganan Pengungsi Rohingya. Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum. Volume 4 Nomor 3. Pp. 569 -- 587. http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/14929/7213 (diakses pada 18 Juni 2018).

Merry, dan Tessy Olivia. Sikap Bangladesh dalam Menanggapi Program United Nations Joint Initiative UNHCR terhadap Penanganan Pengungsi Rohingya (Periode 2006 - 2011). https://media.neliti.com/media/publications/31221-ID-sikap-bangladesh-dalam-menanggapi-program-unhcr-united-nations-joint-initiative.pdf (Diakses pada 15 Juni 2018).

Revolusi, Alfi. 2013. Faktor -- faktor Penyebab Konflik Etnis Rakhine dan Rohingya di Myanmar Tahun 2012. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ 2013. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58723/Alfi%20Revolusi.pdf (diakses pada 17 Juni 2018).

Triono. 2014. Peran ASEAN dalam Penyelesaian Konflik Etnis Rohingya. Jurnal TAPIs. Volume 10, Nomor 2. Pp. 1 -- 11. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/download/1603/1336 (Diakses pada 18 Juni 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun