Akupun juga heran, kok bisa tidak melihatnya.
Setelah beberapa lama, akhirnya pasporku diberikan setelah mendapat bantuan dari pihak travel. Dia memberikan pasporku kembali dengan sedikit ocehan dimulutnya.
“Hmmmm, ini bukan perjalanan wisata seperti ke Australia, ini perjalanan ke tanah suci….”Aku mengingatkan diriku kembali.
Alhamdulillah, akhirnya semua berjalan dengan lancar kembali. Dan kami tiba di hotel yang besar dan megah pas depan Masjid Madinah yang sangat indah. Aku rebahkan tubuhku di kasur hotel yang empuk untuk sekedar beristrahat.
“Ehhhhh, ayah….malah tidur….ayooooo kita sholat ke masjid ayahhhh…..”Sang istri terlihat sedang bersemangat dan bersiap-siap untuk segera ke masjid.
“Masih……kelelahan aku sayang, sebentar yah….”kataku sambil menutup mata sebentar.
“Masya Allah…ayo dong ayah!!!…keburu telat nanti, kan ramai di masjidnya!!!…”ujarnya memberi semangat sambil memakai gamisnya yang berwarna hitam.
Wajah sang istri yang telah tersiram air suci dengan pakaian hitam makin memunculkan cahaya bulan yang terang menerangi seisi kamar.
“Baiklah sayang….” Akupun bangkit dan langsung berwudhu menuju masjid.
Kami turun dari kamar menuju lobby hotel yang megah dengan warna keemasan, kondisi masjid sangat bersih dan berkilauan. Semua pelayan berpakaian rapi dan necis siap melayani para tamu Allah. Aku merasa seperti seorang raja yang berada dalam kerajaan surga.
Kami turun dari hotel dan keluar menuju masjid. Beberapa orang yang ikut jalan bersama kami, terlihat meneteskan air mata haru. Aku sendiri tak henti-hentinya mengucapkan syukur alhamdulillah, dapat menginjak kota suci dan tanah suci Madinah dan Makkah.