Â
  Mas Wijaya  ; Siang sayang
Di saat aku sedang fokus menulis novel, sekilas melihat sapa mas Wijaya di ponsel. Cukup lama aku biarkan. Namun hatiku tergerak untuk menjawab, aku tak ingin mas Wijaya curiga dengan keputusan yang aku ambil untuk mengalah dari semua cerita ini.
Aku ; Siang mas
Mas Wijaya ; Semoga di siang Jumat ini adek sayang dilimpahkan kesehatan selalu. Aamiin
Tak biasanya mas Wijaya menulis seperti ini, ada apa ya dengan mas Wijaya? tanyaku dalam hati. Semoga mas Wijaya tak bertengkar lagi dengan istrinya.
Aku ; Aamiin. Begitu pula dengan mas, sehat selalu bersama keluarga.
Mas Wijaya ; Â Terima kasih sayang
Aku tahu kekakuan dalam perbincangan telah terjadi, perbincangan yang tak biasanya, seakan ada skenario yang mesti diikuti dan dijalani. Seakan  kita hanya sebagai pelakon dan bukan sutradara serta penulisnya.
Aku ; Kok nggak ada puisi atau lagu siang ini.
Mas Wijaya ;  Entah, sejak semalam ada rasa takut yang tidak dipahami.
Aku ; Kenapa takut
      Apa yang mas takutkan