Zaman Bung Karno tidak terhitung jumlah nama pahlawan yang gugur tidak dikenal.
Dan mulai zaman Pak Harto sampai saat ini banyak pula nama yang dikenang abadi karena ada pengkhianatan kepada bangsa dan negaranya sendiri.
Mungkin tidak bisa disangkal bahwa korban-korban di zaman sesudah Bung Karno adalah akibat Bangsa Indonesia masih dalam masa belajar bernegara. Alias masih ikut-ikutan beregara seperti bangsa-bangsa lain bernegara.
Pancasila baru dihafal judul-judul silanya
Memang sudah banyak ahli tata negara, ahli ilmu politik, ahli ilmu hukum, ahli agama bahkan mungkin banyak pula yang merasa ahli surga dan ahli tuhan.
Tetapi agaknya semua masih bicara menurut pandangan masing-masing yang berkiblat ke pemikiran para filsuf luar---Barat. Â Pemikiran mereka seperti masih jauh dari nilai-nilai kebenaran yang diamanatkan para pendiri negara ini. Yang sudah jelas tertulis dalam UUD'45. Yaitu Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila baru bisa dihafal judul sila-silanya dan numpang wujut pada gambar burung garua pancasila. Uraian sila-silanya kiranya bisa bebas ditafsirkan siapa saja.
Bahkan Habib Rizieq Shihab secara sengaja pernah bilang bahwa dalam Pancasila sila ketuhanan ada di pantat. Dan ada pula artis yang yang terlalu sembrono mengatakan bahwa gambar garuda Pancasila adalah gambar bebek nungging.
Pikiran Presiden-Presiden NKRI
Zaman Bung Karno berjuang untuk mewujudkan negara yang puluhan tahun sudah dipikirkan.
Zaman Pak Harto. Beliau tidak mau bertele-tele dalam berpikir untuk mempertahankan kekuasaan. Siapa yang diperkirakan akan membahayakan dirinya, langsung saja dihabisi. Peka-i dan soekarnoisme ditumpas sampai ke akar-akarnya.