Mereka gerilya politik dan secara terselubung “memproklamasikan” negara lain dengani pemerintahan yang ikut numpang—membayangi atau merongrong, berkuasa. Seperti halnya pernah ada Negara Islam Indonesia, Darul Islam, PRRI, PERMESTA, TII dan Gafatar yang tetap mengkibarkan merah putih di wilayah NKRI.
Yang berpotensi mengadakan pemerintahan bayangan adalah partai politik. Dan yang sangat berbahaya jika ada parpol yang dikuasai kelompok rahasia yang disebut “kaum mafia”—nekolim.
Membela Islam
Saat ini. Membela Islam yang sebenarnya tidak bisa hanya dilihat dengan ratusan juta pasang mata telanjang. Tetapi harus juga bisa dilihat dari sudut pandang matahati mereka yang beriman kepada kebenaran mutlak yang hakiki dalam realita.
“Kebenaran Mutlak” pasti menghormati, menghargai, mengakui, melindungi dan menjaga “hak setiap warga negara” menyampaikan kebenaran.
Dengan kata lain “Kebenaran Mutlak” menghormati etika bernegara yang disebut demokrasi.
Demokrasi. Sama sekali bukan berarti boleh bebas menyampaikan fitnah, hujatan, penghinaan dan tuduhan yang mengada-ada di depan umum. Demokrasi pasti mengharamkan sikap memaksakan kehendak.
Kepada siapa pun. Tuhan yang Maha Esa saja tidak pernah memaksakan Kehendak-NYA. Tetapi kesempurnaan manusia yang bertuhan, mau tidak mau harus ikhlas terpaksa menerima setiap Kehendak-NYA.
Demikian. Salam bahagia dan damai sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI