Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Ada Makar di NKRI, Adanya yang Khianat Terhadap Bangsa

11 Desember 2016   07:12 Diperbarui: 11 Desember 2016   07:24 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perang salib

Agama punya sejarah menggelar perang salib yang berlangsung selama kurang-lebih tiga abad. Siapa yang kalah dan siapa yang menang dalam perang tersebut? Jawabnya, tidak ada. 

Agama seperti bara yang  bisa terus membakar “semangat” perang yang tidak pernah padam. 

Selalu banyak jatuh korban perang karena agama tidak bisa dihindari oleh semua pihak yang yang bertikai. Naluri dan nafsu perang seperti tak mau hilang dari tubuh mahluk-mahluk yang beragama.

Sampai akhirnya mereka yang berperang Disadarkan-NYA dengan kitab suci masing-masing. Bahwa hidup bersama secara damai dalam perbedaan agama sangat disadari jauh lebih bermanfaat, indah dan menyenangkan dari pada selalu bermusuhan dan berperang yang mengerikan.

 

Jangan anggap kehidupan beragama di Indonesia adalah sama seperti di Timur Tengah dan Afrika. Di Indonesia tidak ada nafsu berperang seperti di negara-negara Arab. Yaitu menuntut keadilan.

Di Indonesia tidak pernah ada perang sejenis perang salib. Perang untuk bergantian saling menaklukkan.

Sejak masa silam jauh sebelum proklamasi. Perang yang ada di kawasan nusantara hanyalah perang pertarungan kekuasaan atau politik

Mungkin pertarungan kekuasaan atau politik yang mulai tercatat dalam sejarah, adalah zaman Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung. Selanjutnya apa yang dilakukan Ken Arok berlanjut sebagai penyakit kultur menurun pada zaman-zaman yang ada berikutnya. 

Sampai saat ini. Di NKRI pertarungan yang ada hanya pertarungan politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun