Ulama-ulamapun tak kan sanggup berbuat makar. Karena ulama lebih senang memecah belah umat dalam mahzab-mahzab.
Ulama-ulama Indonesia terpecah dan terbelenggu dengan mahzab, tafsir dan kebodohan memahami kebenaran ajaran agamanya sendiri. Dan yang lebih parah, ulama-ulama yang mengaku dirinya ulama. Mereka banyak yang menjual “fatwa” dan “ayat-ayat” dalam nominal-nominal gelap.
Tidak ada ulama yang peduli dengan kebenaran yang diamanahkan Pancasila. Mereka menerima Pancasila hanya karena sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka cuma bisa ikut omong menyebut Pancasila.
Makar di NKRI tidak bisa dilakukan dengan koalisi partai politik. Karena koalisi rawan dengan kepentingan golongan sendiri dan pengkhianatan.
TNI adalah prajurit Sapta marga. Jadi tidak akan pernah melakukan makar. Apa lagi polri sebagai bhayangkara negara.
Waspadai gerakan-gerakan bersenjata SARA
Sampai kapan pun ancaman makar di NKRI tidak ada. Juga ancaman sparatisme akan semakin hilang.
Yang perlu diwaspadai adalah gerakan-gerakan bersenjatakan isu SARA untuk merusak bhinneka tunggal ika, sampai menghancurkan NKRI.
Gerakan-gerakan ini terpaksa bereaksi karena terancam oleh kebijakan pemerintah yang berusaha menghadirkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.