Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Upaya Serang Ahok Pakai Kebohongan Publik?

23 November 2016   18:39 Diperbarui: 23 November 2016   18:49 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak kalah ramainya dibicarakan mengenai fenomena kebohongan NASA mendaratkan manusia di bulan. Konspirasi bumi datar. Istana dajjal di Arab Saudi.  Dan sebagainya.

Dan maaf. Dakwah Dr. Zakir Naikyang kontroversi dan memukau banyak umat beragama di belahan bumi manapun. Menurut penulis dia juga membuat kebohongan publik. Karena pandangannya lebih banyak mengurai “kesalahan” karena ada perbedaan. Dari pada menyajikan “kebenaran” dengan perbedaan.

 

Siapa yang harus peduli dengan nilai kebenaran sebuah “kebohongan publik” yang sekarang sudah seperti memenuhi dunia maya yang nyata? 

Termasuk kebohongan publik yang kabarnya dituduhkan Rahmawati Soekarnoputri kepada Ahok? Apa polisi harus peduli?

Sungguh tak punya etika lapor kepada polisi ada “kebohongan publik.”  Terkesan hanya mengada-ada. 

Dan inginkan dunia tahu. Bahwa ada Rakhmawati Soekarnoputri yang sangat beda dengan Megawati Soekarnoputri seorang negarawan tangguh yang disegani hampir seluruh ketum parpol.

Menyatakan bahwa Rahmawati Soekarnoputri sangat beda dengan Megawati Soekarnoputri, bukan suatu kesalahan. Tetapi menyatakan kebenaran yang diterima dan diakui siapa saja yang sezaman.

Dan fenomena perbedaan yang demikian tragis antar kedua saudara sekandungan. Bisa terjadi pada siapa saja. Pada anak presiden, anak raja, anak ulama, anak filsuf maupun anak ilmuwan. Khususnya di NKRI.

Mudah-mudahan tidak terjadi pada anak orang biasa yang berguru pada ulama yang “kyai” biasa.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun