Kalau Habib Rizieq mengaku tidak mempunyai anggaran untuk demo. Jelas Habib itu yang membuat kebohongan publik dengan menggelapkan anggaran. Pemerintah DKI saja mengeluarkan anggaran tidak sedikit untuk menjaga dan membantu mereka yang demo.
Kalau saja peserta demo diperkirakan ada 1 juta orang dengan anggaran 500.000 rupiah per orang. Bisa dihitung anggaran demo paling tidak mencapai nilai 500.000.000.000—500 milyar rupiah. Suatu jumlah yang tidak besar untuk menjatuhkan pemerintah. Apa lagi jika biaya yang dipakai adalah “uang siluman.”
Biasanya demo berbau makar biayanya pasti besar. 500 milyar itu masih kecil belum sebanding dengan nyawa satu orang yang bisa tewas dalam demo.
Dari mana dana untuk demo yang dipimpinnya? Kalau Habib Rizieq ulama yang bersih pasti bisa menjawab dengan nyaring dan jelas. Supaya tidak termasuk melakukan kebohongan publik. Dan juga bukan uang siluman yang pasti asalnya bisa dilacak. Di kuburan manapun.
Janganlah sembarangan menggunakan kebohonganmpublik. Kebohongan publik hanya bisa dinyatakanmdengan dukungan pengetahuan untuk menguji kebenaran. Tidak bisa ditentukan dengan ngotot debat kusir di pengadilan.
Kalau benar ada kebohongan publik, polisi pasti tidak bisa mengambil tindakan. Yang sangat mungkin hanya publiklah yang bisa memberi sanksi sosial. Baik kebohongan publik itu benar ada atau tidak ada.
Contohnya.
Dulu. Zaman meletusnya perang teluk. Presiden Geoge W Bush mungkin melakukan kebohongan public yang maha keji buat kemanusiaan. Dia secara tegas dan luas mengatakan bahwa Presiden Saddan Hussein punya senjata kimia—pemusnah mematikan. Lalu pasukan AS menyerang Irak. Dan presiden Irak itu dibiarkan digantung rakyatnya. Ternyata banyak diberitakan bahwa Sadam Hussein tidak punya senjata seperti yang dituduhkan. Siapa yang sanggup menuntut George W Bush? Tidak ada. Kebohongan publik agaknya hanya layak diceritakan saja.
Sekarang sedang ramai dipentaskan “kebohongan publik.” Di mana-mana, melalui YouTube ramai dengan fenomena keberadaan UFO dengan alien yang bisa bebas difilmkan.
Bayangan yang terlihat mata memang riel. Bagaimana dengan wujud nyatanya? Tidak mudah menerangkan kalau tidak tahu ilmunya. Yang tidak ada dan belum ada ternyata sudah ada.