Berbeda dari pasifisme, penerimaan aktif melibatkan pengakuan terhadap realitas kehidupan sambil tetap mengambil tindakan yang konstruktif. Hal ini memungkinkan individu untuk mengelola tantangan dengan lebih baik tanpa jatuh ke dalam keputusasaan.
4. Kebersyukuran Aktif
Kebahagiaan integral menekankan praktik kebersyukuran sebagai cara untuk menghargai apa yang dimiliki tanpa mengabaikan upaya untuk meraih yang lebih baik. Kebersyukuran aktif menghubungkan rasa puas dengan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan.
5. Ketahanan Mental (Resilience)
Dalam menghadapi ketidakpastian modern, kebahagiaan membutuhkan ketahanan mental untuk beradaptasi dengan perubahan. Resiliensi ini dibangun melalui kombinasi antara pengendalian diri, dukungan sosial, dan fleksibilitas berpikir.
Dengan mengintegrasikan elemen-elemen ini, teori kebahagiaan integral memberikan kerangka kerja yang lebih relevan, adaptif, dan berkelanjutan dibandingkan panduan klasik. Model ini tidak hanya menjawab kebutuhan individu tetapi juga memperhatikan keseimbangan sosial dan ekologis sebagai bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan.
Metodologi
Pendekatan Konseptual Berbasis Literatur dan Refleksi Kritis
Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual yang bertumpu pada analisis literatur dan refleksi kritis. Proses ini melibatkan:
Studi Literatur
1. Sumber Utama: Karya-karya klasik tentang kebahagiaan dari filsafat, agama, dan psikologi, seperti karya Aristoteles, Epictetus, teks Buddhis, serta pandangan Islam tentang kebahagiaan dalam Al-Qur'an dan Hadis.Â