Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompetensi Dasar Akuntan di Era AI

4 Januari 2025   06:40 Diperbarui: 4 Januari 2025   06:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akuntan di Era AI: Kompetensi Baru dan Prospek Cemerlang dalam Revolusi Teknologi"

Usep, Akuntan yang Bingung dalam Dunia yang Berubah

Usep duduk di kursinya yang ergonomis, menatap layar komputer yang penuh dengan angka-angka yang selama ini menjadi teman setianya. Angka-angka itu, yang ia hitung berhari-hari, kini tiba-tiba terasa begitu kosong. Di luar, langit Jakarta tampak cerah, namun di dalam hatinya, awan gelap memenuhi ruang pikirannya.

Pagi tadi, manajer umum memanggil seluruh departemen. Ia mengumumkan bahwa perusahaan, yang sudah beberapa dekade menjadi pemain utama dalam industri pakan ternak, akan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistem ERP perusahaan dengan memaksimalkan transaksi cashless dan paperless. Suplier dan distributor sudah dikondisikan untuk ini. Dan, seperti kilat yang menyambar, berita itu langsung memukul keras. AI akan menggantikan banyak pekerjaan manual, pekerjaan yang selama ini dipegang oleh akuntan seperti dirinya.

"Apa artinya ini untukku?" pikir Usep sambil menggigit ujung pensilnya. "Akankah aku masih punya pekerjaan? Atau semuanya akan hilang begitu saja, ditelan mesin yang lebih pintar dariku?"

Dia menatap laporan keuangan yang terhampar di layar, angkanya terlihat lebih hidup dari sebelumnya, namun juga semakin misterius. Integrasi AI akan mengotomatiskan banyak hal, proses pengolahan data, analisis keuangan, dan bahkan rekomendasi kebijakan. Tugas-tugas yang dulu ia kerjakan dengan penuh dedikasi mungkin akan diambil alih oleh mesin yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih efisien.

Namun, ada bagian dari dirinya yang merasa terprovokasi. Harapan mulai muncul, meski samar. "Mungkin aku bisa mengembangkan sesuatu yang lebih besar. Mungkin bukan sekadar menghitung angka, tetapi menjadi bagian dari keputusan strategis yang jauh lebih penting."

Pikirannya kembali melayang. Apakah ini akhirnya kesempatan untuk berkembang atau justru awal dari berakhirnya profesi yang sudah ia cintai?

"Sebenarnya, AI ini apa sih?" pikirnya lebih dalam. "Apakah dia benar-benar bisa menggantikan manusia? Apakah teknologi ini benar-benar membuatku usang, atau justru memberikan peluang baru untuk berkembang?" Di satu sisi, integrasi AI membuka kemungkinan efisiensi yang luar biasa, kemampuan untuk menganalisis data keuangan dalam waktu yang lebih singkat. Tapi, apakah ada tempat untuk peran manusia di dunia ini?

Ia berpikir tentang salah satu temannya di departemen yang sering merasa terbebani dengan tumpukan pekerjaan administratif, mungkin AI adalah jawabannya untuk meringankan beban. Apakah pekerjaan akan berubah? Ya. Tetapi bukan berarti hilang. Akuntan bisa beralih ke peran yang lebih strategis, menjadi pemimpin dalam merancang kebijakan berdasarkan data yang diberikan AI. Namun, bayangan pekerjaan yang hilang, posisi yang mungkin akan dibuang begitu saja, tetap menghantui.

"Jika saya tidak mengikuti perkembangan ini, apakah saya akan terjebak dalam posisi yang semakin tidak relevan?" Usep bergumam pada dirinya sendiri. Apakah akan ada ruang untuk akuntan seperti aku di dunia yang didorong oleh kecerdasan buatan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun