a. Efisiensi dalam Penyesuaian Materi:
Teknologi dapat secara instan menyesuaikan tingkat kesulitan materi berdasarkan performa siswa, sehingga waktu belajar digunakan secara lebih efektif.
b. Akses Global:
Dengan platform digital, personalized learning tidak lagi terbatas pada institusi elite atau daerah tertentu. Siapa pun dengan akses internet dapat memanfaatkan pendekatan ini, menciptakan peluang pendidikan yang lebih inklusif.
c. Pemantauan dan Intervensi Cepat:
AI memungkinkan pemantauan waktu nyata terhadap kemajuan siswa, memberikan sinyal kepada guru atau platform jika seorang siswa membutuhkan bantuan khusus. Hal ini membantu mengurangi risiko siswa tertinggal atau kehilangan motivasi.
Teknologi telah membawa personalized learning ke tingkat baru yang lebih responsif dan efisien. Namun, tantangan tetap ada, termasuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan nilai-nilai humanistik dalam pendidikan. Meski teknologi dapat meningkatkan akses dan efisiensi, pendidikan tetap harus mempertahankan esensi interaksi manusia yang memperkaya pengalaman belajar.
Dengan demikian, personalized learning modern bukan sekadar inovasi teknis, tetapi juga peluang untuk mendefinisikan ulang pendidikan sebagai pengalaman holistik yang memberdayakan setiap individu, terlepas dari skala atau latar belakang mereka.
Perbandingan Metode Klasik dan Modern dalam Personalized Learning
Personalized learning, baik dalam metode klasik maupun modern, memiliki kesamaan mendasar dalam menempatkan individu sebagai pusat dari proses pembelajaran. Namun, cara pendekatan, alat, serta tujuan akhirnya mencerminkan perbedaan yang signifikan. Dengan memahami persamaan dan perbedaan ini, kita dapat mengidentifikasi kekuatan masing-masing metode dan mengintegrasikan nilai-nilai klasik dengan inovasi modern untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih holistik dan efektif.
Kesamaan
Fokus pada Kebutuhan Individu
 Baik metode klasik maupun modern, personalized learning bertumpu pada prinsip bahwa setiap individu memiliki kebutuhan, kemampuan, dan potensi yang unik. Dalam metode klasik, guru atau ulama memahami murid secara langsung melalui observasi dan interaksi personal. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan materi, kecepatan belajar, dan metode pengajaran dengan kebutuhan murid.
Sebaliknya, dalam pendekatan modern, teknologi seperti AI dan analitik data menggantikan peran observasi manual guru. Dengan memanfaatkan algoritma, platform pembelajaran adaptif mampu mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, dan pola belajar siswa, sehingga pengalaman belajar menjadi personal dan relevan.
Fleksibilitas dan Pencapaian Berbasis Kompetensi
 Metode klasik menawarkan fleksibilitas waktu dan materi. Dalam sistem halaqah, seorang murid tidak terikat pada batasan waktu tertentu untuk menyelesaikan sebuah kitab atau topik. Proses belajar berlanjut hingga murid benar-benar memahami dan menguasai materi. Kompetensi menjadi tolok ukur utama, bukan durasi belajar.
Demikian pula, metode modern mengadopsi prinsip fleksibilitas ini dengan menawarkan jalur pembelajaran yang tidak terikat oleh kalender akademik standar. Platform seperti Khan Academy atau Squirrel AI memungkinkan siswa belajar dalam kecepatan masing-masing, dengan fokus pada penguasaan konsep sebelum melangkah ke materi yang lebih kompleks.
Perbedaan