Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arizona AI-Taught Charter School dan Unbound Academy: Revolusi dan Refleksi Personalized Learning

31 Desember 2024   20:52 Diperbarui: 31 Desember 2024   23:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah kalian tidak merasa kesepian belajar sendirian seperti ini?" tanya Ujang pada salah satu siswa lokal, Emily.

Emily tersenyum. "Kami tidak benar-benar sendirian. Ava dan teknologi lain selalu ada untuk membantu. Dan kami tetap punya mentor manusia jika butuh bimbingan emosional."

Namun, bagi Ujang, teknologi tetap tidak bisa menggantikan kehangatan hubungan manusia. Ia merindukan tatapan penuh kasih seorang guru dan momen-momen sederhana seperti berbagi nasi bungkus dengan teman-temannya setelah halaqah.

Di minggu terakhirnya di Unbound Academy, Ujang mendapatkan pengalaman unik: Ava mengatur diskusi tatap muka dengan para mentor dan siswa lainnya. Diskusi itu berlangsung di sebuah ruangan yang mengingatkannya pada halaqah di Al Azhar. Tidak ada layar, hanya manusia yang saling berbicara, berbagi ide, dan belajar bersama.

Setelah diskusi itu, Ujang menyadari bahwa teknologi di Unbound Academy tidak dirancang untuk menggantikan manusia, melainkan untuk mendukung mereka. Namun, ia juga menyadari bahwa hubungan antarmanusia tetaplah esensial.

"Unbound Academy memiliki teknologi yang luar biasa," tulis Ujang dalam jurnalnya. "Tapi Al Azhar memiliki jiwa yang tidak bisa digantikan oleh algoritma. Bayangkan jika keduanya digabungkan, pendidikan berbasis teknologi yang tetap menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Mungkin itulah pendidikan yang sempurna."

Ujang pulang ke Indonesia dengan pandangan yang berubah. Dari Al Azhar hingga Unbound Academy, ia melihat dua dunia yang berbeda, namun saling melengkapi. Ia tahu bahwa masa depan pendidikan bukanlah memilih salah satu, tetapi menemukan cara untuk mengintegrasikan keduanya. Di tanah air, Ujang bermimpi untuk mendirikan sistem pendidikan yang bisa menjembatani tradisi klasik dengan modernitas, demi menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.

Revolusi dan Refleksi Paradigma Pendidikan 

Pendidikan telah menjadi sarana fundamental dalam membentuk peradaban manusia, dari zaman klasik hingga era modern yang serba digital. Dalam proses evolusinya, konsep personalized learning atau pembelajaran yang dipersonalisasi telah menjadi sorotan utama, baik dalam pendidikan tradisional maupun modern. Pendekatan ini menekankan pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, kemampuan, dan potensi unik setiap individu, sebuah gagasan yang sering dianggap sebagai inovasi abad ke-21. Namun, sejatinya, personalized learning bukanlah konsep yang sepenuhnya baru.

Dalam tradisi pendidikan klasik, khususnya di dunia Islam pada masa keemasan, pendekatan personalisasi telah menjadi inti dari proses belajar-mengajar. Di pusat-pusat keilmuan seperti Cordoba, Granada, dan Al-Azhar, pendidikan tidak diukur oleh standar kurikulum yang kaku, melainkan oleh pencapaian individu dalam menguasai disiplin ilmu tertentu. Guru atau ulama berperan sebagai mentor pribadi, menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan muridnya, baik dalam hal kecepatan belajar, tingkat pemahaman, maupun minat mereka. Sistem isnad (rantai otoritas ilmu) dalam tradisi keilmuan Islam bahkan menjadi salah satu bukti kuat dari pentingnya relasi personal antara guru dan murid.

Di era modern, pendekatan personalized learning telah mengalami transformasi besar dengan masuknya teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI). Platform pembelajaran adaptif seperti Khan Academy dan Squirrel AI menawarkan pengalaman belajar yang tidak hanya fleksibel, tetapi juga berbasis data. Teknologi ini memungkinkan analisis mendalam terhadap pola belajar siswa, memberikan rekomendasi yang spesifik, dan menciptakan jalur pembelajaran yang unik untuk setiap individu. Hal ini membawa personalisasi pendidikan ke skala yang jauh lebih besar, mencakup jutaan siswa di seluruh dunia, yang sebelumnya sulit dicapai dengan pendekatan tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun