Metode Penelitian
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan desain analisis teks dan interpretasi filosofis untuk menggali lebih dalam mengenai epistemologi keraguan dalam QS. Al-Mulk ayat 3-4 dan keterkaitannya dengan prinsip-prinsip skeptisisme ilmiah modern. Pendekatan ini dipilih karena tujuan utama penelitian adalah untuk memahami dan menginterpretasikan pesan filosofis yang terkandung dalam teks Al-Qur'an serta membandingkannya dengan teori-teori skeptisisme dalam filsafat Barat dan metode ilmiah modern. Berikut adalah langkah-langkah metodologis yang akan diterapkan:
1. Pendekatan Hermeneutik Tafsir
Metode pertama yang digunakan adalah hermeneutik tafsir, yaitu pendekatan interpretasi terhadap teks-teks Al-Qur'an dengan tujuan untuk memahami konteks, makna, dan implikasi epistemologis yang terkandung dalam QS. Al-Mulk ayat 3-4. Dalam pendekatan ini, teks Al-Qur'an akan dianalisis dengan mempertimbangkan konteks sejarah, linguistik, dan teologisnya. Proses tafsir ini mencakup dua tahap utama:
Tahap pemahaman literal: Menganalisis makna bahasa Arab yang digunakan dalam ayat, memperhatikan istilah-istilah kunci seperti " " (kembalikan pandanganmu) dan " " (pandanganmu akan kembali dalam keadaan hina dan kecewa), serta mengidentifikasi pesan dasar yang diajarkan ayat tersebut.
Tahap analisis makna tersirat: Menganalisis dimensi filosofis dan epistemologis ayat ini, mengidentifikasi cara-cara di mana keraguan digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam dan valid.
2. Analisis Komparatif Epistemologi
Setelah memahami makna teks, penelitian ini akan melanjutkan dengan analisis komparatif antara epistemologi keraguan dalam QS. Al-Mulk dan pendekatan skeptisisme dalam filsafat Barat serta metode ilmiah modern. Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan kesamaan dan perbedaan antara keduanya. Komparasi ini akan mencakup beberapa elemen berikut:
Keraguan sebagai metode: Mengkaji kesamaan antara ajakan untuk mengulang pengamatan dalam QS. Al-Mulk dengan skeptisisme metodologis Descartes dan falsifikasi Popper.
Keterbatasan indera: Membandingkan pengakuan atas keterbatasan indera manusia dalam Al-Qur'an dengan pandangan filsafat empiris Barat, seperti yang ditemukan dalam pemikiran Hume tentang ketidakpastian pengetahuan inderawi.
Tujuan Penelitian: Menganalisis perbedaan antara keraguan yang mendorong relativisme dalam filsafat Barat dan keraguan dalam QS. Al-Mulk yang bersifat teleologis, yaitu mendorong pencarian pengetahuan yang lebih mendalam dan lebih mendekati kebenaran transendental.