Mohon tunggu...
Asdal Angkar
Asdal Angkar Mohon Tunggu... Relawan - Pelajar

Manusia dan muslim

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Seorang Palestina: A Hand Is No Longer A Hand (Bahasa Indonesia)

7 Oktober 2024   04:24 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : MOHAMMED ABED (Getty Images)

tetapi kamu mencopot telingamu.

Kamu menaruhnya di kotak penyuara telingamu.

Kami melihat darah

mengalir dari kotak itu.

Darah itu adalah jeritan kami, air mata kami,

DARAH kami.

________________________

vii

Engkau terusir.

Engkau terluka namun tetap bertahan.

Engkau melompat dari ranjangmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun