Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku dalam Perkara antara Aku dan Dirimu: Perjalanan dan Refleksi Diri

21 Juli 2023   20:12 Diperbarui: 21 Juli 2023   20:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sederhana, kalau kita berdua pertama kali terjun ke dunia perbukuan, atau apalah namanya, sejak kamu membuka buku sejarah anak kelas lima itu, maka aku juga punya versi 'membuka buku ... di kelas' sendiri. 

Bedanya, waktu itu cuma aku sendiri. Ingat 'kan, kalau di kelas lima SD, kita sudah pisah kelas. Waktu itu, selepas shalat Zuhur, aku pergi ke kelas sendirian. Di meja belakang, ada satu buku. Karena penasaran, aku mendekati buku itu. 

Awalnya, aku mengira bahwa kejadian dua tahun sebelumnya akan terulang kembali. Tapi, semakin aku mendekati buku itu, semakin aku menyadari, bahwa apa yang sedang aku jalani saat itu berbeda dengan kisah kita berdua dua tahun sebelumnya. 

Buku di meja belakang itu bukanlah buku paket. Bukan pula sejenis buku pelajaran lainnya. Itu sebuah novel. Dari kejauhan, sampulnya terlihat lebih hidup dibandingkan sampul-sampul buku pelajaran yang membosankan. Terlihat ada seseorang yang duduk. Dari warnanya mengingatkan kepada momen senja hari. Ketika aku sampai di samping meja itu, barulah aku bisa membacanya dengan jelas. Judul buku itu adalah 'Laskar Pelangi'

Awalnya, aku hanya iseng. Aku juga sama angkuhnya denganmu waktu itu. Aku bisa mengira kalau buku tebal di hadapanku waktu itu adalah buku novel. Sebuah cerita karangan. Buat apa membaca buku khayalan seperti itu? Tapi, aku juga merasa, kalau aku cepat-cepat meninggalkan buku itu tanpa membacanya walau satu kalimat pun, sepertinya aku terlalu pengecut. Akhirnya, aku membukanya. 

Awalnya, aku tidak merasakan ada yang aneh. Tapi, semakin banyak kata yang kuserap, semakin aku merasa ingin tahu. Semakin banyak halaman yang aku balikkan, semakin aku merasa berada di dalam dunia buku itu. 

Aku merasa ada kesenangan aneh yang menjalar di tubuhku. Kesenangan yang membuat tubuhku merasa geli dan dingin sekaligus. Kegelian dan kedinginan yang menggeliat di leherku. Tapi, tidak lama, rasa puas dan bahagia muncul. Seperti diriku plong. 

Suatu kebahagiaan yang jarang-jarang aku rasakan. Semenjak sensasi itu, aku berusaha membaca lebih lama dan lebih mendalam. Barulah aku mengetahui, bahwa buku itu adalah buku milik teman sekelasku dulu, Sofia. Aku meminta agar dia mau meminjamkan buku itu. Ajaibnya, dia mengizinkannya. 

Novel 'Laskar Pelangi' itulah gerbang besarku menuju novel-novel lainnya". 

Penjelasan yang panjang lebar dari Mala. Dana mengangguk pelan. Dirinya angkuh? Mungkin saja. Dia juga tidak membantah kenyataan bahwa dirinya memandang enteng buku-buku sastra. 

"Kamu... pernah membaca novel? Atau, apapun tentang sastra?" Tanya Mala pelan. Dana menghentikan langkah kakinya. Dia berpikir sebentar. Lalu, dia mengingat sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun