Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inner Sanctum (I), Cantika

20 Desember 2018   09:05 Diperbarui: 20 Desember 2018   09:11 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Permisi, Kakak. Apa ada yang bisa saya bantu??"

Seorang pelayan akhirnya datang. Dia seorang anak perempuan kecil, sama kumalnya dengan si Arka itu, mungkin?? Akan tetapi, pakaiannya begitu rapi, wajarlah, dia bekerja di kawasan elite. Awalnya aku bingung ingin memesan apa. Sebelum akhirnya aku memutuskan apa-apa saja yang akan aku pesan, "Satu sajian teh dengan manisan lokal. Jangan lupa air putihnya sekalian." Untuk saat sekarang ini, hanya itu yang aku butuhkan.

"Mohon bersabar ya, Kak. Pesanannya akan segera datang."

Aku tahu, sangat tahu, kalau pesananku akan datang. Tapi, untuk berapa lama aku harus menunggu?? Aku tidak suka menunggu lama-lama. Selama ini, apa yang aku pesan harus diprioritaskan. Tapi, apa mereka paham nilai itu di tempat ini?? Bikin kesal saja pelayan dekil itu.

"Wah-wah, untuk apa seorang gadis kecil datang ke tempat ini?? Apa sekedar pergi jalan-jalan menjelang hari sore, atau sekedar ingin mengetahui kehidupan di daerah perbatasan desa?? Saya begitu penasaran, Puteri Cantika."

Ah, tidak ku sangka aku seberuntung ini. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ya, seperti itulah keberuntungan yang melanda diriku saat sekarang ini. "Ah, Tuan Labeyaume King!!! Kebetulan sekali, saya juga ingin menanyakan beberapa hal kepada Anda. Awalnya saya berharap menemui Anda di rumah, tapi, ternyata bisa juga kita bertemu di tempat ini ternyata." Cetusku. 

Orang tua itu hanya tertawa mendengar perkataanku itu. "Tentu, tentu. Saya juga berharap perbincangannya bisa diadakan di rumah saya saja. Bagaimana kalau Puteri datang ke rumah sekarang juga?? Ya, jangan bingung begitu. Pesanan Puteri akan diantarkan langsung ke rumah saya nanti. Bagaimana?? Saya pikir Puteri tidak akan menolak penawaran saya ini." Benar sekali! Aku tidak akan menolak penawaran semacam itu. "Baik, Pak."

***

Keadaan rumah Keluarga King memang berada jauh di atas ekspektasi ku. Desain dalam ruangannya benar-benar sangat elegan. Tidak pernah ada satupun rumah dari kawasan kaya yang pernah aku bertamu ke dalamnya mengalahkan gaya desain seperti ini. Memang, rumahnya hanya satu lantai. Tetapi, berbagai pernak-pernik yang digunakan untuk menghias dalam rumah benar-benar antik. Bisa dikatakan, bahwa seluruh yang ada di ruangan tamu ini adalah semua peninggalan artefak TarukoPedang semenjak zaman klasik.

"Terlalu lama Puteri melihat-lihat semua barang antik itu. Hahaha, jangan terlalu terpaku dengan bentuk mereka yang eksotis. Toh, kenyataanya mereka masihlah berupa peninggalan dari abad-abad yang telah berlalu. Tidak ada lagi orang-orang yang berminat memiliki artefak-artefak itu. Selain karena harganya yang sangat mahal, juga tidak terlihat lagi fungsi praktis mereka. Tentu, bagi kalangan awam, lebih baik membeli dan memiliki barang-barang terbaru yang lebih murah dan lebih jelas terlihat kegunaannya."

Ya, aku cukup setuju, sih. Bagaimana pun, benda-benda ini meskipun memiliki kesan yang begitu misterius dan menggugah rasa keingintahuan, akan tetapi tetap saja tidak seluruhnya masih bisa digunakan di zaman sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun